Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

NU dan Muhammadiyah Dua Ormas yang Tidak Boleh Dibenturkan

Penulis: Ahmad Safarudin Santri (Mahasiswa UIN Jakarta)..

Jurnalis:

KABARBARU, OPINI– Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah kerap dinilai dan disalahpahami publik sebagai dua organisasi masyarakat yang saling berhadapan dan penuh rivalitas. Salah pemahaman seperti ini apabila tidak segera diluruskan maka akan dijadikan isu empuk bagi mereka-mereka yang menginginkan dua ormas besar ini terbelah. Padahal, keduanya merupakan tonggak persatuan NKRI.

NU melakukan internalisasi terhadap diktum bahwa perbedaan merupakan kasih sayang (rahmah), sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Sementara itu, pengalaman Muhammadiyah, telah melampaui wacana pluralisme agama, yaitu memberi kesempatan kepada siswa-siswi non-muslim untuk bersekolah di lembaga pendidikan Muhammadiyah.

Jasa Penerbitan Buku

Dalam konteks pendidikan, NU sangat rimbun dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren, majelis ta’lim, diniyah dan madrasah/sekolah serta perguruan tinggi dan disokong sangat kuat oleh banyaknya akar-akar nahdliyyin dalam masyarakat yang menjadi stakeholder-nya. Begitu juga dengan Muhammadiyah dengan pendidikan formalnya.

Pendidikan NU-Muhammadiyah telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan bangsa, bahkan sebelum negara Indonesia merasakan kemerdekaan sampai dengan sekarang, seperti kontribusi KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, KH Wahid Hasyim, Ki Bagoes Hadikusumo sebagai anggota BPUPKI yang ikut andil dalam merumuskan ideologi negara (Pancasila), hingga Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dikenal luas tidak hanya oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia internasional sebagai pendorong laju perubahan sosial dan terpilih menjadi Presiden ke-4 Republik Indonesia.

Lantas, muncul pertanyaan siapakah yang lebih unggul dalam sektor pendidikan antara dua ormas besar ini? Tentu, pertanyaan seperti ini sangat kerdil dan menyesatkan, meskipun disampaikan oleh dosen kepada mahasiswanya. Karena tidak menjunjung tinggi nilai moderasi beragama dan tidak melihat konteks secara keseluruhan.

NU dan Muhammadiyah memiliki konsentrasi sendiri-sendiri dalam menjalankan pendidikan, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan, inilah yang dinamakan dengan karakteristik, tidak untuk dibenturkan, justru menjadi momentum saling mengisi satu sama lain untuk berkontribusi mencerdaskan anak bangsa. Contoh, NU dan Muhammadiyah memiliki ideologi pendidikan konservatif, meskipun Muhammadiyah lebih progresif dengan konsep tajdidnya sedangkan NU lebih pada tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi. Kemudian, dalam merespon perkembangan zaman, Muhammadiyah memasukkan sistem ke-pondokan (asrama) ke dalam sistem madrasah. Sedangan NU memasukkan sistem pendidikan Madrasah (metode klasikal) ke dalam sistem pondok.

Spirit lahirnya Muhammadiyah karena respon terhadap kondisi umat islam di Indonesia yang irasional, sedangkan NU lahir dari antithesis gerakan pembaharuan Timur Tengah dan Muhammadiyah. Begitu banyak kesamaan intisari garis perjuangkan antara dua ormas besar ini yang saling menguatkan, kenapa sibuk mencari perbandingan yang mengarah kepada kebencian. Seperti statement kontoversi yang viral belakangan ini di Universitas Islam Negri Jakarta. Kita sebagai generasi muda yang berpegang teguh pada prinsip persatuan jangan mau dibohongi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, oknum yang menginginkan perpecahan antara NU dan Muhammadiyah dengan membanding-bandingkan dan mencari kekurangan diantara keduanya.

 

  • Penulis adalah Ahmad Safarudin
    Santri, merupakan mahasiswa aktif UIN Jakarta
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store