Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Edukasi Bahaya Pornografi di Posyandu Remaja Desa Penghulu
Jurnalis: Bahiyyah Azzahra
Kabar Baru, Barito Kuala, 30 November 2024 – Dalam era digital yang semakin maju, ancaman pornografi semakin nyata, khususnya bagi generasi muda. Mahasiswi Prodi Kebidanan Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, kelas Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Kabupaten Barito Kuala, mengambil langkah proaktif untuk mengedukasi remaja Desa Penghulu mengenai bahaya pornografi. Kegiatan ini berlangsung di Posyandu Remaja Desa Penghulu, Kecamatan Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, dengan bimbingan langsung dari Ibu Hj. Isnaniah, S.ST., M.Pd.
Kelompok 3, yang terdiri dari Aulia Rahmah, Bima Manurung, Hayatun Ni’mah, Isnaini, Noor Ayni, Pusvita Dewi, Sulis Rimawati, dan Yuliani Permatasari, memimpin edukasi ini sebagai bagian dari praktik pengabdian masyarakat mereka. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun kesadaran remaja mengenai bahaya pornografi, baik dari sisi moral, kesehatan mental, maupun dampaknya terhadap hubungan sosial. Pornografi, sebagaimana didefinisikan dalam UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, mencakup berbagai media yang memuat unsur cabul dan eksploitasi seksual yang bertentangan dengan norma kesusilaan. Efek candu pornografi kini menjadi masalah serius yang dapat merusak moral individu, terutama pada generasi muda.
Dalam pemaparan materinya, para mahasiswi menyoroti bagaimana kecanduan pornografi tidak hanya merusak moral tetapi juga memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental remaja. Untuk itu, mereka mengajarkan langkah-langkah pencegahan melalui menanamkan nilai dan norma sosial yang sehat sejak dini, edukasi seksual yang tepat untuk membantu remaja memahami bahaya pornografi, membangun kemampuan kontrol diri untuk menghindari paparan konten negatif, serta mendorong kegiatan positif seperti partisipasi dalam olahraga, seni, atau aktivitas komunitas.
Kegiatan ini melibatkan dukungan penuh dari Kepala Desa Penghulu dan komunitas setempat, yang bersama-sama memberikan pemahaman kepada para remaja tentang pentingnya menjaga moral dan etika. “Edukasi ini bukan hanya untuk mencegah kecanduan, tetapi juga untuk menciptakan generasi muda yang tangguh dan berprestasi,” ujar Ibu Hj. Isnaniah.
Melalui pendekatan langsung di Posyandu Remaja, para mahasiswi berhasil menciptakan suasana interaktif, di mana para remaja diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman. Langkah ini menjadi bagian dari upaya untuk mendorong remaja berpikir kritis dan memilih gaya hidup yang sehat serta bermartabat. Pada akhirnya, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga pengingat bahwa upaya mencegah dampak buruk pornografi membutuhkan peran aktif semua pihak—keluarga, komunitas, hingga lembaga pendidikan. Generasi muda bebas pornografi adalah kunci masa depan bangsa yang lebih baik.