Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro Gelar Kampanye Anti-Perundungan di SDN 01 Wonosegoro

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra

Kabar Baru, Reparking, 10 Agustus 2024 – Seorang mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Desa Repaking, Kecamatan Wonosamodro, baru-baru ini mengadakan kampanye anti perundungan di SDN 01 Wonosegoro. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja unggulan yang ditujukan khusus untuk murid-murid kelas 5 dan 6

Kampanye yang berlangsung di kelas 5 dan 6 SDN 01 Wonosegoro ini mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah. Pak Sentot, selaku koordinator kegiatan dari pihak sekolah, menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini. “Kami sangat mengapresiasi upaya mahasiswa KKN dalam menanamkan nilai-nilai anti perundungan kepada siswa kami sejak dini,” ujarnya.

Kegiatan kampanye ini tidak hanya berupa presentasi, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif para siswa. Salah satu aktivitas yang menarik perhatian adalah pembuatan poster anti perundungan. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberi kesempatan untuk menuangkan kreativitas mereka dalam membuat poster yang mengandung pesan-pesan positif tentang persahabatan dan anti perundungan.

Mahasiswa KKN tersebut menjelaskan, “Saya ingin anak-anak tidak hanya mendengar, tetapi juga aktif dalam menyuarakan pesan anti perundungan. Dengan membuat poster, mereka dapat lebih memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut.”

Para siswa terlihat antusias selama kegiatan berlangsung. Rahma, siswi kelas 6, mengungkapkan, “Saya senang bisa ikut membuat poster. Ini membuat saya lebih paham tentang pentingnya bersikap baik pada teman-teman.”

Selain pembuatan poster, kampanye ini juga mencakup diskusi interaktif dan permainan peran yang membantu siswa memahami berbagai bentuk perundungan dan cara menghadapinya. Mahasiswa KKN juga memberikan tips praktis tentang cara menjadi ‘upstander’ – orang yang berani membela korban perundungan – daripada sekadar menjadi penonton pasif.

Di akhir kegiatan, poster-poster karya siswa dipajang di berbagai sudut sekolah sebagai pengingat visual tentang pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan bebas dari perundungan.

Pak Sentot berharap dampak positif dari kampanye ini dapat berlanjut bahkan setelah program KKN berakhir. “Kami akan terus menindaklanjuti pesan-pesan anti perundungan ini dalam kegiatan sehari-hari di sekolah,” tambahnya.

Dengan adanya kampanye ini, diharapkan dapat tumbuh kesadaran yang lebih besar di kalangan siswa SDN 1 Wonosegoro tentang bahaya perundungan dan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua.