KMPY Laksanakan Seminar Nasional Entrepreneurship

Jurnalis: Wafil M
KABARBARU, YOGYAKARTA- Keluarga Mahasiswa Pamekasan Yogyakarta (KMPY) laksanakan seminar Nasional bertajuk Membangun Jiwa Entrepreneurship Pemuda dalam Menyambut Bonus Demografi, bertempat di OMAH PMII, Yogyakarta, Minggu (13/03/22). Tema ini juga diharapkan menjadi bekal bagi mahasiswa Pamekasan yang sedang mengenyam pendidikan di Yogyakarta agar nantinya saat pulang tidak kebingungan untuk berkarya.
Moh. Heri selaku ketua umum KMPY menyampaikan “bahwa dengan adanya seminar ini teman-teman KMPY bisa menangkap peluang dan bisa berkontribusi pada pemkab Pamekasan”.
Moh. Heri juga menambahkan “bahwa dengan adanya seminar ini, harapannya teman-teman KMPY kalaupun jadi pengusaha nantinya tidak lagi dengan mengeksploitasi lingkungan, sehingga membuat kerusakan terhadap lingkungan, akan tetapi dengan semangat Green economic yg berasaskan gotong royong sebagaimana diajarkan the fouding father Moh. Hatta.

Acara ini dihadiri langsung oleh Muttaqin, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan, Ia memaparkan program-program pemerintah daerah untuk mengembangkan UKM dan mengurangi angka pengangguran. Sebagaimana visi pemerintah daerah, “Pamekasan sejahtera melalui pembangunan dari bawah,” maka diperlukan perhatian lebih bagi pengusaha-pengusaha kecil, maupun masyarakat yang belum punya wirausaha.
Menurutnya, ada beberapa hal yang dilakukan pemerintah daerah untuk mewujudkan visinya, yaitu dengan penguatan kualitas SDM, meningkatkan pendidikan, perekonomian inklusif, dan percepatan pembangunan manufaktur. Khusus UKM sendiri, Muttaqin menjelaskan beberapa program pemerintah daerah untuk mendukung pertumbuhan UKM, di antaranya pinjaman modal, bantuan pemasaran, relokasi PKL, dan peningkatan SDM pelaku UKM.
Dari sekian banyaknya program pemerintah, Muttaqin mengatakan harapannya adalah supaya semangat masyarakat untuk berwirausaha tumbuh. “Untuk membangun semangat wirausaha, tidak perlu menjadi pengusaha. Wirausaha adalah keberanian mengambil risiko,” paparnya.
Benny Hendriyanto, Sekretaris DPMPTSP Naker Pamekasan, yang juga hadir secara langsung dan bersamaan juga menyampaikan program yang dinisiasi pemerintah untuk mengembangkan wirausaha masyarakat Pamekasan. Program tersebut bernama Sapu Tangan Biru, bentuknya adalah pembinaan bagi 10.000 wirausaha.
Saat ini ada 6200 wirausaha baru yang sudah dilatih. Satu di antaranya mununjukkan pertumbuhan yang signifikan, yaitu usaha sepatu batik yang berada di dua wilayah Palengaan dan Pagentenan.
Benny melihat hampir semua produk kebutuhan hidup di Pamekasan asalnya dari luar daerah. Pamekasan tidak punya produk sendiri yang berciri khas. Oleh sebab itu, program pembinaan ini diadakan untuk membangunkan semangat berkarya masyarakat dengan membuat produk mandiri. Tak hanya itu, salah satu program pembinaan adalah pelatihan usaha berbasis digital.
“Pelatihan digitalisasi usaha bukan hanya untuk wirausaha, melainkan diperuntukkan pula bagi pelajar yang baru lulus SMA,” terangnya. Hal tersebut dilakukan untuk memanfaatkan bonus demografi di Indonesia.
Saat ini, digital business atau e-commerce sedang mengalami perkembangan yang masif. Saifuddin, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, menerangkan peluang untuk berbisnis di era sekarang tak lagi membutuhkan modal yang banyak dan sedikit kendala, yang diperlukan adalah pengetahuan tentang dunia digital.
Era digital dapat memudahkan wirausaha untuk mempromosikan produknya. Saifuddin juga menyinggung soal bonus demografi, di mana usia-usia muda lebih bisa membaca pasar dan tren hari ini. “Semangat entrepreneurship saat ini harus diarahkan ke bisnis digital,” jelas Saifuddin.
Saifuddin memaparkan strategi baru untuk membangun wirausaha, yaitu community based economics. Dalam metode ini, sumber daya lokal harus dioptimalkan dengan pengelolaan kolektif yang berasaskan mutualisme dan kekeluargaan. Metode ini bisa diterapkan ke berbagai bentuk komunitas, seperti kampung, masjid, pesantren, dan kelompok pengajian.