Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Just in Time vs Just in Case: Mana yang Lebih Efektif di Logistik?

Jurnalis:

Hari ini kita akan membahas topik yang sangat penting bagi kamu yang bergerak di dunia bisnis dan logistik, yaitu perbandingan antara dua strategi pengelolaan rantai pasokan yaitu Just in Time (JIT) dan Just in Case (JIC)

Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah ini, tapi apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan JIT dan JIC? Dan mana yang lebih cocok untuk bisnis di Indonesia? Yuk, kita simak bersama!

Jasa Pembuatan Buku

Apa Itu Just in Time dan Just in Case?

Just in Time (JIT) adalah metode di mana barang atau bahan baku dikirim tepat pada waktunya, sehingga kamu tidak perlu menyimpan banyak persediaan. 

Misalnya, jika kamu menjalankan restoran, kamu hanya akan memesan bahan makanan saat kamu membutuhkannya. Dengan cara ini, kamu bisa mengurangi biaya penyimpanan dan menghindari makanan yang kadaluarsa. JIT sangat bergantung pada keandalan pemasok dan sistem transportasi yang efisien.

Sementara itu, Just in Case (JIC) adalah strategi di mana kamu menyimpan lebih banyak persediaan dari yang sebenarnya dibutuhkan. Misalnya, jika kamu memiliki toko elektronik, kamu mungkin akan menyimpan banyak stok barang untuk mengantisipasi jika ada lonjakan permintaan. 

Dengan cara ini, kamu bisa lebih siap jika tiba-tiba banyak pelanggan datang. JIC memang bisa memberikan rasa aman, tetapi bisa juga membuat biaya operasional menjadi lebih tinggi.

Kelebihan dan Kekurangan JIT dan JIC

Setiap pendekatan tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Mari kita lihat lebih dekat.

Kelebihan Just in Time

  1. Hemat Biaya: Dengan JIT, kamu bisa menghemat biaya penyimpanan karena tidak perlu menyimpan banyak barang. Cata ini sangat membantu, terutama bagi usaha kecil yang memiliki anggaran terbatas.
  2. Efisiensi Operasional: Proses pengiriman dan produksi menjadi lebih efisien karena barang datang tepat saat dibutuhkan. ICara ini juga membantu mengurangi limbah, karena barang yang tidak terpakai tidak akan menumpuk.
  3. Fleksibilitas: JIT memungkinkan kamu untuk lebih cepat beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar. Jika ada tren baru, kamu bisa segera menyesuaikan produksi. 

Kekurangan Just in Time

  1. Risiko Gangguan: Jika ada masalah dalam pengiriman, seperti keterlambatan dari pemasok, kamu bisa kehabisan stok. Hal ini bisa sangat merugikan, terutama jika pelanggan sudah menunggu.
  2. Ketergantungan pada Pemasok: JIT sangat bergantung pada keandalan pemasok. Jika mereka tidak bisa memenuhi permintaan, kamu akan kesulitan. Oleh karena itu, penting untuk memilih pemasok yang terpercaya.

Kelebihan Just in Case

  1. Keamanan Stok: Dengan menyimpan lebih banyak barang, kamu bisa menghadapi lonjakan permintaan atau gangguan dalam rantai pasokan. Cara ini tentu bisa memberikan rasa tenang, terutama saat permintaan tiba-tiba meningkat.
  2. Stabilitas: JIC bisa memberikan stabilitas dalam operasional, terutama di sektor yang sangat bergantung pada ketersediaan barang. Alhasil, kamu tidak perlu khawatir jika ada masalah dalam pengiriman.

Kekurangan Just in Case

  1. Biaya Tinggi: Menyimpan banyak barang memerlukan biaya yang tidak sedikit, baik untuk penyimpanan maupun risiko kerugian. Jika barang tidak terjual, kamu bisa mengalami kerugian.
  2. Risiko Overstock: Jika permintaan tidak sesuai dengan perkiraan, kamu bisa terjebak dengan barang yang tidak terjual. Hal ini bisa menjadi masalah besar, terutama jika barang tersebut memiliki masa kadaluarsa.

Lalu, Mana yang Lebih Efektif di Indonesia?

Di Indonesia, kondisi pasar sering berubah dan ada banyak ketidakpastian, sehingga untuk memilih antara Just in Time dan Just in Case bukanlah hal yang mudah. 

Namun, ada beberapa faktor yang perlu kamu pertimbangkan:

  1. Karakteristik Pasar: Jika bisnis kamu beroperasi di sektor yang sangat fluktuatif, seperti fashion atau makanan, JIC mungkin lebih cocok. Namun, jika kamu berada di sektor yang lebih stabil, JIT bisa menjadi pilihan yang lebih efisien.
  2. Keandalan Pemasok: Jika kamu memiliki pemasok yang dapat diandalkan dan memiliki sistem logistik yang baik, JIT bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika pemasok sering mengalami masalah, JIC bisa memberikan keamanan lebih.
  3. Teknologi dan Digitalisasi: Dengan kemajuan teknologi, banyak perusahaan di Indonesia mulai beralih ke digital untuk mengelola rantai pasokan mereka, karena pengiriman akan lebih optimal dan dapat dipantau secara real-time.

Dalam memilih antara Just in Time dan Just in Case, penting untuk mempertimbangkan karakteristik bisnis kamu, keandalan pemasok, dan kondisi pasar. 

Tidak ada satu pendekatan yang lebih baik dari yang lain. Semuanya tergantung pada situasi dan kebutuhan spesifik bisnis kamu. 

Dengan bantuan forwarder.ai, kamu tentu bisa mengoptimalkan rantai pasokan dan membuat keputusan yang lebih baik, terlepas dari pendekatan yang kamu pilih.

Semoga pembahasan ini bermanfaat dan bisa membantu kamu dalam menentukan strategi logistik yang tepat untuk bisnis kamu, ya! 

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store