Calon KSAU Pengganti Fadjar Prasetyo Harus Prioritaskan Kedaulatan Wilayah Udara
Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Jakarta – Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo akan memasuki masa purnabakti pada April 2024. Sesuai aturan, dia akan digantikan oleh perwira tinggi aktif dari angkatannya, dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier.
Pengamat Militer dan Intelejen, Susaningtyas Nefo Kertopati mengharapkan KSAU yang akan dipilih nanti harus bisa memprioritaskan kinerja yang puawai hadapi pelanggaran udara kerap kali terjadi di wilayah udara NKRI.
“KSAU baru harus memprioritaskan beberapa kali pelanggaran udara dilakukan oleh pesawat jet tak dikenal atau dikenal juga dengan Black Flight,” kata wanita akrab disapa Nuning.
Nuning yang juga Dosen Unhan ini menjelaskan, sesuai hukum udara internasional, pemerintah Indonesia dan TNI AU wajib menyelenggarakan penegakan kedaulatan di wilayah udara, dan bahkan di wilayah ruang angkasa.
Selain itu, lanjut Nuning, KSAU yang baru juga harus memperhatikan jumlah pesawat jet tempur yang akan dibeli juga masih dalam kategori minimal karena kalkulasinya hanya untuk beroperasi pada ruang udara di atas wilayah daratan dan lautan Indonesia.
Terkait dengan nama-nama sudah beredar untuk menggantikan Fadjar Prasetyo di pos KSAU. Nuning menegaskan siapapun punya peluang besar menjadi pimpinan angkatan udara sekalipun calon tersebut adalah orang dekat istana.
“Sesungguhnya semua Bintang 3 TNI AU berpeluang jadi KSAU, tapi tentu ada perhitungan Matra sampai bersifat politis menjadikan calon yang pernah dekat dengan Presiden berpeluang lebih besar dari yang lain,” tegas Nuning yang pernah menjadi Anggota DPR RI ini.