Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

BEM PTNU JATIM Kawal Isu Perempuan Jelang Peringatan IWD

kabarbaru.co
BEM PTNU Jawa Timur Melakukan Audiensi dengan Dinas Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim (Foto : kabarbaru/Istimewa).

Jurnalis:

Kabar Baru, Surabaya — Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Jawa Timur melakukan audiensi bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim.

Hal tersebut disampaikan Windi Wulandari selaku koordinator Isu Keperempuan BEM PTNU JATIM, jum’at (03/03).

Jasa Penerbitan Buku

Windi sapaan akrabnya, menuturkan dalam rangka menuju Internasional Women’s Day (IWD) BEM PTNU JATIM melalui divisi isu keperempuanan melakukan audiensi & menyampaikan hasil riset kajian. Hal ini mengenai kondisi perempuan secara umum diberbagai bidang.

“Tingginya angka kekerasan seksual, ekonomi, pendidikan serta partisipasi politik dalam pembuatan kebijakan strategis di wilayah provinsi jawa timur saat ini,” ujarnya.

Agenda tersebut diwakili oleh berbagai elemen BEM kampus yang tergabung dalam aliansi BEM PTNU JATIM khusunya anggota divisi keperempuan BEM PTNU JATIM.

Windi menjelaskan tujuan audiensi tersebut guna menyampaikan hasil riset & kajian mengenai kondisi umum perempuan di jawa timur di beberapa aspek.

“Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yakni (2010-2020), jumlah kekerasan seksual di tanah air cenderung mengalami peningkatan beruntun, mulai dari 105.103 kasus di tahun 2010 hingga mencapai 299.991 pada tahun 2020 dengan rata-rata kenaikan 19,6% per tahun. Adapun mengalami penurunan hanya terjadi pada tahun 2015 & 2019 masing-masing sebanyak 10,7% dan 22,5% kasus,” beber hasil kajianya.

lebih lanjut, Windi memaparkan beberapa kasus yang terjadi pada tahun 2021. Simfoni PPA Mencatat korban kasus kekerasan seksual disepanjang 2021 yakni sejumlah 5.376 pada laki-laki dan perempuan sebasar 21.735.

“Di tahun 2021 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan didominasi oleh pemerkosaan dengan sejumlah 597 kasus atau 25% dari total seluruh kasus kemudian disusul kasus incest (inses) dengan jumlah 433 kasus dan kekerasan seksual mencapai 375 kasus. Dari jumlah tersebut, provinsi dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak yang memiliki kasus perkosaan adalah Jawa Timur,” katanya.

Berdasarkan catatan kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PPPA) pada tahun 2022 terdapat 25.050 perempuan menjadi korban kekerasan seksual di Indonesia, jumlah tersebut meningkat 15,2% dari tahun sebelumnya yakni sejumlah 21.75 kasus. Berdasarkan data SIMFONI total jumlah kasus kekerasan di sepanjang 2022 sejumlah 27.589 yang terdiri dari 4.634 korban lelaki dan 25.050 korban. Tingginya angka kekerasan seksual diatas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun perempuan selalu mendominasi korban kekerasan dan paling rentan.

“Jawa Timur menempati posisi teratas dengan jumlah korban perempuan kekerasan seksual tertinggi di Indonesia yakni sejumlah 2136 orang. Posisi kedua dan ketiga ditempati Jawa Tengah dan Jawa barat,” tambahnya.

Perempuan asal sidoarjo tersebut menjelaskan masih terdapat
Kerentantanan Kemiskinan Pada Perempuan dari tahun ke tahun indeks pembangunan gender (IPG) dan indeks pemberdayaan gender (IDG) secara umum terdapat indikasi ketidaksetaraan capaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini sangat mempengaruhi peran tenaga kerja khususnya pada perempuan baik dalam hal keberdayaan maupun dari sisi kerentanan ekonomi.
Pada tahun 2021 berdasarkan publikasi profil angkatan kerja jawa timur terdapat 29.960 rumah tangga dari total penduduk sekitar 40,016 juta jiwa dengan klasifikasi 20.291.592 adalah laki-laki dan 20.374.104 merupakan perempuan.

“Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Dari 16,27 juta orang perempuan usia kerja tahun 2021 perempuan yang masuk kedalam kelompok angkatan kerja mencapai (56,11%) sedang yang tidak masuk dalam angkatan kerja sebanyak (43,89%) dengan klasifikai yakni bekerja (53,25%), kemudian yang mengurus rumah tangga sebesar (33,59%), sekolah (6.53%), melakukan kegiatan lainnya (3,77%) dan menganggur (2,68%) dari jumlah total penduduk usia kerja,” jelas Alumnus Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo tersebut.

Hasil riset dan kajian Data dari bidang isu kepermpuan BEM PTNU JATIM diatas memperlihatkan bahwa masih terdapat hampir separuh atau (43,89%) jumlah perempuan diusia kerja yang rentan terhadap kemiskinan karna tidak tergolong sebagai angkatan kerja khususnya di provinsi Jawa Timur.

Selain persoalan diatas, BEM PTNU JATIM juga menyoroti perihal kondisi umum statistik pemberdayan perempuan di bidang pendidikan & partisipasi perempuan dalam pembuatan kebijakan serta politik. Hal tersebut sangat mempengaruhi kondisi perempuan dalam beragai aspek untuk menghilangkan marjinalisasi perempuan.

Audiensi tersebut disambut baik oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim yang diwakilkan oleh Ida tri wulandari selaku kepala bidang perempuan dan kualitas keluarga DP3AK Jatim beserta jajaran yang lainnya.

Ida menjelaskan berbagai macam rancangan program serta langkah-langkah yang telah dilakukan dalam menanggulangi berbagai persoalan mengenai kondisi perempuan sekaligus memberikan perspektif-perspektif baru.

“Kami berpesan kepada jajaran BEM PTNU JATIM melalui divisi perempuan untuk ikut aktif berperan mengawal isu kerempuan. Beberapa catatan penting ini bisa dikelola bersama khususnya dikalangan mahasiswa yang proaktif dalam isu ini,” pesanya diakhir audiensi.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store