Bangkrut dan Terlilit Utang Pasca Pandemi, Ratusan Hotel di Pulau Bali Dijual
Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani
Kabar Baru, Bali – Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran membenarkan bahwa saat ini ratusan pemilik hotel di pulau Bali mengalami kerugian yang sangat besar akibat pandemi.
Oleh karena itu, pilihan mereka satu-satunya adalah dengan menjual hotel tersebut. Semua itu dilakukan untuk menyelamatkan kerugian yang akan diterima lebih besar dari saat ini, karena mereka sudah terbebani oleh hutang.
Meski pandemi Covid-19 sudah melandai tapi dampak pandemi ini pada sektor perhotelan masih terasa. Banyak pengusaha perhotelan yang bangkrut belum bisa bangkit hingga terpaksa gulung tikar dan menjual hotel mereka.
Berdasarkan pantauan kabarbaru.co di Jakarta melalui situs jual-beli online Lamudi.co.id sebanyak 3.334 hotel dilego pada Rabu, 15 Februari 2023. Daripada sekian banyak hotel tersebut, ternyata pulau Bali mendominasi yang paling banyak.
“Situasi Covid sejak 2020 membuat daya tahan para pelaku usaha sangat lemah sehingga tidak mungkin lagi mereka bangkit, kemudian terpaksa harus menjual propertinya untuk menyelesaikan segala kewajibannya,” kata Maulana di Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Lebih lanjut, Maulana menjelaskan bisnis perhotelan adalah salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19.
Banyak pengusaha perhotelan yang bangkrut dan hingga sekarang belum bisa bangkit sehingga mereka terpaksa menjual aset. Kondisi diperparah oleh perekonomian global yang tidak menentu saat ini.
Maulana menambahkan, meski PPKM telah dicabut dan pemerintah telah banyak melonggarkan aturan terkait perjalanan, namun hal itu belum mampu untuk mengembalikan kondisi seperti sebelum terjadi Covid-19.
“Pertumbuhan okupansi yang terjadi sejak tahun 2022 tidak serta merta meningkatkan pendapatan dari hotel,” pungkas Maulana.