Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Apa Saja Aktivitas Manusia yang Mempercepat Pemanasan Global?

Jurnalis:

Pemanasan global bukan lagi sekadar ancaman masa depan karena kondisi ini sudah terjadi hari ini. Perubahan iklim, suhu bumi yang semakin meningkat, mencairnya es di kutub, hingga cuaca ekstrem, semuanya menunjukkan bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja.

Tahukah apa penyebab utamanya? Aktivitas manusia. Meski alam juga berkontribusi dalam perubahan iklim, sebagian besar percepatan pemanasan global disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Dan inilah aktivitas manusia yang mempercepat pemanasan global.

Jasa Pembuatan Buku

Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Aktivitas manusia yang paling besar menyumbang pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Ini terjadi ketika kita:

  • Menghasilkan listrik dari pembangkit berbahan bakar fosil
  • Mengendarai kendaraan bermotor berbahan bakar bensin atau solar
  • Mengoperasikan mesin-mesin industri besar.

Setiap kali bahan bakar fosil dibakar, karbon dioksida (CO₂) dilepaskan ke atmosfer. Gas ini adalah penyumbang utama efek rumah kaca, yang menjebak panas dan menyebabkan suhu bumi naik.

Deforestasi (Penggundulan Hutan)

Manusia terus menebang hutan untuk membuka lahan pertanian, pemukiman, atau pertambangan. Ketika hutan ditebang, kemampuan bumi menyerap karbon berkurang drastis. Lebih parah lagi, jika pohon dibakar, karbon yang tersimpan ikut dilepaskan kembali ke atmosfer.

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat deforestasi yang tinggi, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatra. Jika tidak dikendalikan, dampaknya terhadap iklim global bisa sangat merugikan.

Aktivitas Pertanian dan Peternakan

Pertanian dan peternakan juga berkontribusi besar terhadap pemanasan global, meskipun sering luput dari perhatian. Berikut beberapa contohnya:

  • Peternakan sapi dan kambing menghasilkan gas metana (CH₄). Gas ini 25 kali lebih kuat dibanding CO₂ dalam menjebak panas.
  • Penggunaan pupuk kimia di lahan pertanian melepaskan nitrous oxide (N₂O), gas yang efeknya bahkan 300 kali lebih kuat dari CO₂.
  • Pembakaran lahan untuk membuka area tanam juga menghasilkan emisi dalam jumlah besar.

Konsumsi Listrik Berlebihan

Kita mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap kali menyalakan lampu, menggunakan AC, atau mengisi daya gawai, kita sebenarnya menggunakan energi yang bersumber dari bahan bakar fosil.

Ketika konsumsi listrik meningkat, maka permintaan energi meningkat, dan akibatnya pembakaran bahan bakar juga bertambah. Konsumsi listrik yang boros, terutama di gedung-gedung komersial dan perumahan, merupakan kontributor tidak langsung terhadap emisi karbon.

Produksi dan Konsumsi Berlebih

Gaya hidup yang serba cepat dan instan mendorong produksi barang secara masif, mulai dari pakaian, elektronik, hingga makanan siap saji. Sayangnya, proses produksi dan distribusi barang-barang ini memerlukan energi besar dan sering kali menghasilkan limbah serta emisi karbon.

Contohnya, industri fast fashion menghasilkan limbah tekstil yang sangat besar, selain juga berkontribusi pada polusi air dan udara. Begitu pula industri makanan olahan yang menghasilkan emisi besar dalam proses pengemasan, pendinginan, dan pengiriman.

Pengelolaan Sampah yang Buruk

Sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) akan membusuk dan menghasilkan metana. Selain itu, pembakaran sampah plastik juga melepaskan zat berbahaya ke atmosfer.

Sayangnya, masih banyak kota di Indonesia yang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik dan modern, mulai dari pemilahan hingga daur ulang.

Urbanisasi dan Perubahan Tata Guna Lahan

Pembangunan kota yang pesat sering kali mengorbankan lahan hijau. Beton dan aspal menyerap panas lebih banyak daripada vegetasi alami, menciptakan efek “pulau panas” di perkotaan.

Selain itu, pertumbuhan kota mendorong penggunaan kendaraan pribadi, konsumsi listrik tinggi, dan meningkatnya permintaan energi. Semua aktivitas inilah yang memperparah pemanasan global.

Pemanasan global bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, melainkan hasil akumulasi dari berbagai aktivitas manusia selama puluhan atau bahkan ratusan tahun.

Mengurangi pemanasan global bukan berarti harus hidup serba terbatas. Hal yang diperlukan adalah kesadaran dan perubahan gaya hidup seperti menggunakan energi lebih bijak, mengurangi sampah, memilih transportasi ramah lingkungan, dan mendukung kebijakan hijau.

Dalam konteks ini, transisi ke energi yang lebih bersih memainkan peran penting. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan gas alam cair (LNG) sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

PGN LNG Indonesia menyediakan infrastruktur dan layanan distribusi LNG yang mendukung pengurangan emisi karbon di sektor industri dan kelistrikan. Dengan menggantikan bahan bakar fosil dengan LNG akan berkontribusi langsung dalam menekan jejak karbon sekaligus menjaga keandalan pasokan energi nasional.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store