Prancis Tidak Mau Mengakui Pemerintahan Taliban di Afghanistan
Jurnalis: Wafil M
KABARBARU, JAKARTA – Menteri Luar Negeri, Jean-Yves Le Drian menegaskan bahwa Prancis, sampai kapanpun tidak akan mengakui Taliban sebagai pemerintahan yang sah di negara Afghanistan.
Menurut Jean-Yves Le Drian, Taliban telah berbohong kepada seluruh Dunia. Mereka menggunakan kekuasaan yang baru saja direbut, untuk mendapatkan simpati pimpinan negara lain dengan janji manis melindungi rakyat.
Dikutip dari Reuters, Minggu (12/9/2021), tudingan Jean-Yves Le Drian kepada Taliban diucapkan sebelum menuju pembicaraan di Qatar pada Minggu untuk membahas evakuasi di masa depan dari Afghanistan.
“Mereka mengatakan mereka akan membiarkan beberapa orang asing dan warga Afghanistan pergi dengan bebas dan (berbicara) tentang pemerintahan yang inklusif dan representatif, tetapi mereka berbohong,” kata Le Drian dikutip oleh Kabarbaru.co di Jakarta, Minggu (12/9/2021).
Le Drian menambahkan, Taliban secara bebas mengatakan bahwa siapa saja boleh keluar dari Afghanistan. Mereka tidak hanya membiarkan warga negara asing keluar, namun mereka juga melepas warga Afghanistan juga.
Seharusnya, kata Le Drian, Warga Afghanistan dilindungi dan diberi edukasi agar tidak ketakutan dengan Pemerintahan mereka. Kenyataannya, malah terbalik mereka kabur dan menghindar dari kekuasaan Taliban di Afghanistan.
Dia menyadari, dengan keputusan tidak ingin berhubungan secara bilateral dengan Taliban, akan merugikan masa depan negara baru tersebut. Pasalnya, mereka akan diembargo dari berbagai aspek yang berhubungan langsung dengan Prancis.
“Prancis menolak untuk mengakui atau memiliki hubungan apa pun dengan pemerintah ini. Kami menginginkan tindakan dari Taliban dan mereka akan membutuhkan ruang bernafas ekonomi dan hubungan internasional. Terserah mereka,” pungkas Le Drian.