Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Optimalisasi Desa Wisata Melalui Penerapan 5R dalam Pengelolaan Sampah

Jurnalis:

Kabarbaru, Loteng – Pentingnya penerapan konsep 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Refuse, dan Rot) dalam mengelola sampah untuk mengoptimalisasi potensi Desa Bonjeruk sebagai Desa Wisata melalui pendekatan zero waste.

Program kerja sosialisasi Optimalisasi Potensi Desa Bonjeruk sebagai Desa Wisata Melalui Pendekatan Zero Waste ini merupakan upaya mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram melakukan sosialisasi ini di Pawon 21, salah satu restoran wisata kuliner paling populer di Desa Bonjeruk.

Jasa Penerbitan Buku

Acara sosialisasi ini sejalan dengan tiga tujuan utama SDGs, yaitu:

1. SDGs 9 – Inovasi dan Infrastruktur Desa.
2. SDGs 11 – Kawasan Pemukiman Desa Berkelanjutan.
3. SDGs 12 – Konsumsi dan Produksi Desa yang Sadar Lingkungan.

Kegiatan ini dihadiri oleh ketua POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Desa Bonjeruk, ibu-ibu pengusaha kuliner setempat, warga setempat, dan para pemuda dari Karang Taruna.

Ketua POKDARWIS Desa Bonjeruk atau akrab disapa Mr. Usman menyatakan, “Sebenarnya, Desa Bonjeruk ini kalau dibilang kotor tidak terlalu kotor, tetapi jika ada titik (spot) kosong, malah dijadikan tempat pembuangan sampah. Terutama sampah-sampah plastik yang tidak terurai dan dibuang ke sungai.”

Atas usulan beliau, kelompok KKN PMD Desa Bonjeruk telah mengundang sejumlah warga desa dari dusun Loang Tune yang dinilai sebagai pendengar potensial, sebab tingginya jumlah sampah yang ada di sekitar sungai dusun tersebut.

Perkataan tersebut diperkuat dengan penyampaian Duta Lingkungan NTB tahun 2024 selaku narasumber sosialisasi, Vega Novia Asrila, “Lombok Tengah menjadi penyumbang terbesar sampah di NTB dengan total 645 ton per hari, tetapi hanya 12% yang dapat dikelola secara maksimal di tempat pemrosesan akhir.”

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menganjurkan penerapan metode 5R dalam mengelola sampah. Melalui sosialisasi ini, diharapkan jumlah sampah dapat dikurangi dan lingkungan lebih terjaga dengan melakukan hal-hal seperti mengurangi penggunaan plastik, menggantinya dengan tas saat berbelanja ataupun botol minuman sekali pakai menjadi penggunaan tumblr.

Selain dari masyarakat Desa, sampah-sampah ini juga berasal dari kegiatan wisatawan setempat. Seperti kegiatan publik (festival budaya) yang seringkali menghasilkan sampah dalam jumlah besar, terutama sampah plastik yang berakhir menjadi limbah di sungai.

Menurut Bapak Muhammad Haerul Anwar, selaku anggota Karang Taruna Desa Bonjeruk yang juga menjadi peserta kegiatan, “Sosialisasi sudah seringkali dilakukan, tetapi tidak ada tindakan lanjutan. Ketika kami sudah memilah sampah di rumah antara sampah organik dan sampah an-organik, sementara sampah organik bisa diolah. Sampah an-organik terutama plastik pasti akan menumpuk.”

Menanggapi keresahan tersebut, Dosen Fakultas Teknik, program studi Teknik Sipil. Bapak Dr. Ngudiyono, ST., MT. Selaku pembimbing kelompok KKN PMD Desa Bonjeruk tahun ajaran 2024-2025 berkata, “Karena itu adik-adik KKN ini memiliki program kerja melakukan pelatihan pembuatan bata ringan dengan mengolah sampah plastik dan abu terbang (fly-ash) yang kami harapkan, bisa diikuti oleh Karang Taruna dan pengurus TPS 3R Desa Bonjeruk. Selain perbedaan bobot, bata ringan juga lebih kuat dan tidak mudah retak. Penggunaan batu bata ringan ini sangat cocok dengan kondisi di Lombok yang rentan terhadap bencana alam gempa bumi.”

Pembuatan satu buah bata ringan dapat mengurangi sampai 4kg sampah plastik. Pengolahan ini merupakan salah satu penerapan pengelolaan sampah menggunakan metode 5R yaitu metode Recycle yang mana sampah plastik tak terpakai dan tak bisa didaur ulang seperti plastik bungkus mie dan sebagainya. Dapat diubah menjadi bahan bangunan bermanfaat yang cocok dengan kondisi geografis pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Saya harap, produk bata ringan yang dihasilkan dari pelatihan pembuatan batu bata ringan oleh adik-adik KKN ini dapat diterapkan untuk menanggulangi sampah plastik di Desa Bonjeruk. Juga menjadi salah satu sumber ekonomi yang bisa dijual kembali oleh Karang Taruna,” tambah Bapak Dr. Ngudiyono, ST., MT. “Kami juga akan meninggalkan alat tekan (press) pembuatannya di sini supaya bisa terus dimanfaatkan.”

Dalam kegiatan tersebut, ada penyerahan peralatan membuat batu bata ringan oleh Bapak Dr. Ngudiyono, ST., MT. Kepada Ketua Karang Taruna yang juga hadir yakni Bapak Muhammad Munawir Haris.

Kegiatan sosialisasi ini pula akan dilanjutkan dengan pelatihan langsung membuat bata ringan oleh kelompok KKN PMD Desa Bonjeruk periode 2024-2025 bersama anggota Karang Taruna yang juga merangkul pengurus TPS 3R Desa Bonjeruk.

Penulis adalah Kelompok KKN Desa Bonjeruk periode 2024-2025.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store