Lima Fakta Menarik Kampus IAIN Salatiga Yang Harus Kamu Ketahui

KABARBARU, SALATIGA – IAIN Salatiga merupakan kampus hasil transformasi dari yang dulunya Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP NU Salatiga, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, STAIN, dan IAIN serta saat ini sedang dalam proses masa peralihan menuju UIN.
Meski dalam proses menuju UIN tak sedikit masyarakat sekitar yang masih mengenal IAIN Salatiga sebagai kampus STAIN. Karena itu, perlu untuk pengenalan lebih dalam tentang kampus IAIN Salatiga.
Banyak fakta-fakta menarik terkait kampus yang dikelilingi pemandangan indahnya gunung Merbabu, Telomoyo dan Andong. Setidaknya terdapat lima fakta menarik mengenai IAIN Salatiga, diantaranya sebagai berikut:
- Terletak di Tiga Tempat

Banyak orang mengenal IAIN Salatiga hanya dari Kampus III yang terletak di Jl. Lingkar Salatiga, Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga. Hal tersebut memang tidak dapat disalahkan sebab disanalah pusat administrasi dan keluar masuknya tamu kunjungan.
Namun, IAIN Salatiga juga memiliki Kampus II yang terletak di Jl. Nakula Sadewa V No. 9, Kembangarum, Sidomukti dan Kampus I di Jl. Tentara Pelajar N0. 2 Kota Salatiga.
- Memiliki 5 Fakultas

IAIN Salatiga memiliki lima fakultas diantaranya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang berada di kampus I, Fakultas Syariah/Hukum dan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora di kampus II, dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan dan Fakultas Dakwah di kampus III.
- Alumni Jadi Menteri

Muhammad Hanif Dhakiri merupakan alumni IAIN Salatiga yang pada “Kabinet Kerja” Jokowi-JK menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan. Penetapan alumni IAIN Salatiga itu dilakukan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada 26 Oktoer 2014.
Alumni IAIN Salatiga tersebut juga pernah menjadi anggota DPD RI periode 2009-2014 dari PKB mewakili Jawa Tengah khususnya wilayah Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan dan Kabupaten Pemalang. Ia bertugas di Komisi X DPR RI yang mengurusi masalah Pendidikan, Olahraga, Pariwisata, Kesenian dan Kebudayaan.
- Jurnalnya Kelas Dunia

IJIMS (Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies) adalah salah satu jurnal milik IAIN Salatiga di Program Pasca Sarjana IAIN Salatiga. Untuk saat ini, IJIMS telah terindeks Scopus Q1, Crossref, Index Copernicus, Index Islamicus, dan masih lagi. Selain itu, IJIMS telah mendapatkan akreditasi nasional (A) dari Kementerian Ristek Dikti.
Tahun 2011 menjadi tahun bagi berdirinya IJIMS. Setelah 3 tahun, tepatnya tahun 2014, IJIMS langsung terakreditasi A dari Kemenristekdikti (dulu Kemendikbud istilahnya). Dari situ, pihak pengelola mempunyai roadmap yang jelas. Visinya tidak hanya jurnal yang diakui nasional, tapi juga harus diakui internasional. Saat iitu, jurnal mulai ditulis dengan bahasa Inggris.
Pada tahun 2016 tepatnya pada bulan April, pihak pengelola submit ke Scopus. Pada tanggal 13 Agustus 2017, indeks Scopus pun akhirnya diterima.
Setelah Scopus muncul, untuk masuk di Schimago, butuh satu tahun lagi. Tepat pada 1 juni 2019, jurnal IJIMS pun masuk di Schimago.
Schimago itu merupakan salah satu lembaga yang mengeluarkan peringkat untuk jurnal sedunia.
- Segera menjadi UIN

Pada tanggal 10 Maret 2021 diacara Visitasi Perubahan Bentuk IAIN Salatiga menjadi UIN, Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyyudin Baidhawy mengatakan jika kampus yang dipimpinya 90 persen sudah siap beralih status menjadi Universitas.
Bahkan di website dan media sosial resminya tagar #RoadToUINSalatiga terus di gemakan yang artinya kampus IAIN Siap beralih status menjadi UIN.
Nah, itulah fakta menarik yang perlu diketahui oleh masyarakat ataupun calon mahasiswa baru. Terlepas dari semua itu, IAIN Salatiga terus membenahi diri guna menjadi rujukan studi Islam Indonesia pada tahun 2030.