Khairi Fuady: Al-Zaytun Perlu Ditertibkan Demi Kohesi Sosial
Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani
Kabar Baru, Jakarta – Aktivis Muda Nahdlatul Ulama (NU), Khairi Fuady turut menyoroti persoalan Al Zaytun yang kini terus menggelinding. Ia mengatakan, jangan sampai isunya terus berlarut, tapi masyarakat semacam tak mendapatkan jawaban.
“Para pihak itu harusnya peka. Ini kan masyarakat resah. Ibarat musafir, mereka sedang dahaga. Kejelasan sikap lah yang bisa memuaskan dahaga mereka”, terangnya.
Ia melanjutkan bahwa sensitivitas membaca potensi ancaman dan disintegrasi sosial harus ditingkatkan, karena persoalan keagamaan dan penyelenggaraan pendidikan ini berhubungan langsung dengan masyarakat.
“Pertama soal Agama, kedua soal Penyelenggaraan Pendidikan. Ini kan keduanya sensitif. Belum lagi secara geografis terletak di Jawa Barat, yang notabene masyarakatnya perhatian soal ini,” tutur Co Founder Forum Intelektual Muda tersebut.
Khairi juga mengingatkan bahwa para pihak jangan saling lempar tanggung jawab, tapi harus bersama sama mengurai benang kusut ini.
“Diurai bareng-bareng. Jangan saling buang badan. Pemprov Jabar bilang ini wewenang Kemenag, sedang Kemenag sibuk menjawab tudingan Pemprov. Kata pepatah, jangan karena buruk muka, cermin dibelah”, tandasnya.
Ketika ditanya soal kedekatan sejumlah pejabat dengan Al-Zaytun, Khairi menjawab santai. “Itu sih soal menghadiri undangan aja. Standarnya, semua harus diayomi. Tentu bukan hanya Al-Zaytun, lembaga pendidikan lainnya juga disentuh dan diayomi,” pungkasnya.