Inovasi Pemajuan Kebudayaan, Kemendikbudristek Raih Penghargaan Kreatif IDEAWARD 2024
Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabarbaru, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerima dua penghargaan pada penyelenggaraan IDEAWARD 2024 untuk Kategori Penghargaan Kreatif untuk Instansi Pemerintah.
Penghargaan diberikan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) dalam kategori Penghargaan Kreatif untuk Warisan dan Pariwisata Lokal dan Direktur Jenderal Kebudayaan untuk kategori Penghargaan Kreatif untuk Keterlibatan dan Kolaborasi Komunitas.
Penganugerahan IDEAWARD 2024 yang diadakan di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, pada Jumat (27/9) menjadi ajang penghargaan paling bergengsi dalam mengapresiasi instansi dan individu yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kreativitas dan inovasi di Indonesia.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengungkapkan bahwa penghargaan ini merupakan bukti upaya bersama yang dilakukan dalam rangka pemajuan kebudayaan.
“Saya sangat berterima kasih kepada penyelenggara atas penghargaan ini. Penghargaan ini saya tujukan kepada para semua stakeholder, komunitas budaya, pemerintah daerah, pelaku budaya dan semua pihak yang bersama-sama berupaya untuk memajukan kebudayaan,” ungkap Hilmar setelah menerima penghargaan mewakili Menteri Nadiem.
Penghargaan Kreatif untuk Warisan dan Pariwisata Lokal diberikan kepada Menteri Nadiem Anwar Makarim atas kiprahnya dalam gerakan Merdeka Belajar.
Dalam hal ini, Kemendikbudristek melakukan transformasi museum dan cagar budaya menjadi ruang belajar yang terbuka, inklusif, dan mendukung perwujudan pembelajaran sepanjang hayat.
Kemudian, sejak 2021, Kemendikbudristek terus berjuang untuk mengembalikan benda-benda sejarah dan budaya, melibatkan banyak pihak dalam proses ini.
Selanjutnya, untuk Kategori Penghargaan Kreatif untuk Keterlibatan dan Kolaborasi Komunitas diberikan kepada Hilmar Farid dalam upayanya memperkenalkan paradigma baru dalam pengelolaan kebudayaan dengan pendekatan bottom-up yang menekankan partisipasi komunitas lokal serta memperjuangkan disahkannya Undang-undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2017 yang menjadi fondasi kebijakan nasional dalam memajukan kebudayaan.
Menurut Dirjen Hilmar, melalui kolaborasi lintas komunitas, generasi, dan latar belakang budaya dapat menciptakan dampak yang berkelanjutan dan berdaya yang berhasil membuka ruang bagi dialog kreatif dalam menghargai kearifan lokal sembari menjawab tantangan global.
“Dengan pendekatan yang inklusif dan inovatif, ini sekaligus menegaskan posisi pemerintah sebagai fasilitator. Pemerintah tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk terus berkreasi dan memajukan kebudayaan Indonesia,” tutup Hilmar.