Gubernur Khofifah: Saya Optimis Jatim Bisa Nomor 1 Dalam Literasi Dan Iklusi Keuangan

Jurnalis: Sri Hartutik Sandora
KABARBARU, SURABAYA- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, optimistis Provinsi Jawa Timur untuk bisa menjadi nomor satu terkait literasi dan inklusi keuangan.
Optimisme itu beriringan dengan target literasi serta inklusi keuangan Indonesia yang pemerintah tetapkan sebesar 50 % dan 90 % pada tahun 2024.
“Saya optimistis Jatim bisa nomor 1. Sebelumnya indeks literasi keuangan Jatim dari 35,6 persen menjadi 48,95 persen, seiring dengan meningkatnya indeks inklusi keuangan wilayah setempat dari 73,2 persen menjadi 87,96 persen. Ini peningkatan yang luar biasa karena masyarakat semakin sadar dan melek teknologi” kata Khofifah. Saat Groundbreaking Pembangunan Gedung Kantor OJK Regional IV di Surabaya. Kemarin, Sabtu (9/10/2021).
Sebagai informasi, Indeks literasi keuangan ialah pengetahuan, keterampilan serta keyakinan yang bsa memengaruhi sikap untuk bisa meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Serta adanya pengelolaan keuangan dalam mencapai kesejahteraan
Untuk indek iklusi keuangan sendiri ialah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk serta layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dari kemampuan masyarakat dalam meningakatkan kesejahteraan
Gubernur Khofifah menjellaskan bahwa literasi keuangan pada masyarakat harus ditingkatkan dalam mewujudkan sistem keuangan yang inklusif. Yang nantinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi melalui distribusi pendapatan yang lebih merata, penurunan kemiskinan serta adanya stabilitas dalam sektor keuangan
Ia menerangkan, meningkatkan literasi keuangan sudah menjadi tugas semua otoritas dan harus bisa melibatkan semua lapisan masyarakat. Termasuk generasi muda
Ia mengingatkan, 80% ekonomi global pada 2030 akan banyak bertumpu pada sektor UMKM. Yamn mana pada 99% layanan UMKM akan dilaksanakan melalui daring. Serta 85% UMKM di Indonesia masuk dalam e-commerce.
Maka dari itu, Khofifah memastikan, untuk digitalisasi pada sektor keuangan merupakan insfrastruktur pendukung yang penting bagi koneksitas UMKM secara daring dalam tatanan global
“Generasi sekarang perlu memahami dan menyiapkan diri, bahwa upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi pelajar pada hari ini sangat penting, karena menjadi bagian dari upaya menyiapkan ekosistem menghadapi tantangan ekonomi digital ke depan,” ujarnya
Hingga saat ini, Ia sudah menjadi kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua setelah daerah DKI Jakarta. Sedangkan untuk Triwulan II investasi di Jatim sebesar Rp34,8 Trilliun dan 30,2% ada di Kota Surabaya.
Dari sini dapat diartikan bahwa kontribusi PDRB Kota Surabaya terhadap Provinsi Jawa Timur sudah tumbuh dengan luar bisa sebesar hampir menyentuh 25%
“Ketika lembaga yang memiliki otoritas di bidang industri keuangan memiliki ruang untuk mengkoordinasikan secara lebih efektif dan produktif bagi Jatim. Itu menjadi penting karena masih banyak ekonomi masyarakat yang lesu pasca PPKM Darurat di Juli dan PPKM berlevel di Agustus,” pungkasnya.