Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Generasi Emas Papua 2040, Senator ARK Ajak Siapkan Anak Sejak Dini

Jurnalis:

Kabar Baru, SorongMemperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, Anggota DPD RI asal Papua Barat Daya, Agustinus R. Kambuaya (ARK), mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan momentum ini sebagai pengingat untuk menyiapkan generasi muda Papua menuju Generasi Emas 2040.

Menurutnya, target bonus demografi Indonesia secara nasional akan mencapai puncaknya pada 2045. Artinya, anak-anak yang hari ini berusia 1 hingga 15 tahun akan berada dalam usia produktif pada dua dekade mendatang, bersamaan dengan masa berakhirnya Otonomi Khusus (Otsus) Jilid II.

Jasa Pembuatan Buku

“Anak-anak hari ini akan menjadi tulang punggung bangsa 20 tahun ke depan. Maka, kebijakan Otsus harus diarahkan untuk membentuk sumber daya manusia Papua yang unggul dan siap bersaing,” ujar ARK, Rabu (23/7/2025).

Ia menekankan pentingnya indikator daya saing SDM di era mendatang, di mana anak-anak Papua harus mampu berkompetisi dalam era free trade, menghadapi disrupsi teknologi, dan bersaing dalam perekonomian global.

“Negara maju diukur dari produktivitas penduduk usia kerja. Di usia 17 tahun, anak-anak kita harus mampu menghasilkan karya, membuka lapangan kerja, bahkan memiliki penghasilan dua digit,” tegasnya.

ARK mengingatkan bahwa dalam 15 tahun mendatang, para pemimpin hari ini termasuk dirinya, presiden, gubernur, dan bupati akan memasuki usia tidak produktif.

Sementara itu, generasi yang kini masih duduk di bangku sekolah akan memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, mereka harus dipersiapkan sejak sekarang.

“Kebijakan Otsus memiliki tiga kata kunci: afirmasi, proteksi, dan pemberdayaan. Proteksi dan keberpihakan memang penting, tetapi sifatnya sementara. Dalam jangka panjang, yang dibutuhkan adalah kompetisi dan profesionalisme,” kata dia.

Ia mempertanyakan, apakah Papua akan terus hidup dalam tuntutan keberpihakan selama 40 tahun ke depan, sementara dunia terus berubah dan menuntut kompetensi.

Sebagai solusi, ARK mengajak seluruh pihak pemerintah, lembaga, organisasi, dan keluarga untuk menyiapkan generasi muda dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai.

“Manajemen keuangan keluarga penting agar anak-anak bisa mengikuti kursus, pelatihan, atau pendidikan vokasi. Pendidikan kejuruan sangat dibutuhkan untuk memperkuat soft skill dan hard skill mereka,” pungkasnya.

g – Memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, Anggota DPD RI asal Papua Barat Daya, Agustinus R. Kambuaya (ARK), mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan momentum ini sebagai pengingat untuk menyiapkan generasi muda Papua menuju Generasi Emas 2040.

Menurutnya, target bonus demografi Indonesia secara nasional akan mencapai puncaknya pada 2045. Artinya, anak-anak yang hari ini berusia 1 hingga 15 tahun akan berada dalam usia produktif pada dua dekade mendatang, bersamaan dengan masa berakhirnya Otonomi Khusus (Otsus) Jilid II.

“Anak-anak hari ini akan menjadi tulang punggung bangsa 20 tahun ke depan. Maka, kebijakan Otsus harus diarahkan untuk membentuk sumber daya manusia Papua yang unggul dan siap bersaing,” ujar ARK, Rabu (23/7/2025).

Ia menekankan pentingnya indikator daya saing SDM di era mendatang, di mana anak-anak Papua harus mampu berkompetisi dalam era free trade, menghadapi disrupsi teknologi, dan bersaing dalam perekonomian global.

“Negara maju diukur dari produktivitas penduduk usia kerja. Di usia 17 tahun, anak-anak kita harus mampu menghasilkan karya, membuka lapangan kerja, bahkan memiliki penghasilan dua digit,” tegasnya.

ARK mengingatkan bahwa dalam 15 tahun mendatang, para pemimpin hari ini termasuk dirinya, presiden, gubernur, dan bupati akan memasuki usia tidak produktif.

Sementara itu, generasi yang kini masih duduk di bangku sekolah akan memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, mereka harus dipersiapkan sejak sekarang.

“Kebijakan Otsus memiliki tiga kata kunci: afirmasi, proteksi, dan pemberdayaan. Proteksi dan keberpihakan memang penting, tetapi sifatnya sementara. Dalam jangka panjang, yang dibutuhkan adalah kompetisi dan profesionalisme,” kata dia.

Ia mempertanyakan, apakah Papua akan terus hidup dalam tuntutan keberpihakan selama 40 tahun ke depan, sementara dunia terus berubah dan menuntut kompetensi.

Sebagai solusi, ARK mengajak seluruh pihak pemerintah, lembaga, organisasi, dan keluarga untuk menyiapkan generasi muda dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai.

“Manajemen keuangan keluarga penting agar anak-anak bisa mengikuti kursus, pelatihan, atau pendidikan vokasi. Pendidikan kejuruan sangat dibutuhkan untuk memperkuat soft skill dan hard skill mereka,” pungkasnya.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store