Dorong Pelajar Mesir Jadi Eksportir, PPI Dunia Hadirkan Bincang Perdagangan Edisi Kairo

Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani
Kabar Baru, Mesir – Bincang Atase Perdagangan Kairo, Mesir bertemakan Pelajar Mesir Bisa Jadi Eksportir sukses dilaksanakan pada Senin (12/02/2024) secara daring.
Program Bincang Atase Perdagangan ini merupakan salah satu program unggulan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia yang telah dilaksanakan sebanyak dua kali.
Sebelumnya, PPI Dunia juga telah berhasil menyelenggarakan Bincang Atase Perdagangan edisi Melbourne Australia pada Januari lalu.
Direktur Pengembangan Inovasi dan Bisnis PPI Dunia, Radya Mahardika, menyampaikan bahwa PPI Dunia terus berupaya memicu semangat para pelajar Indonesia di seluruh dunia melalui program Bincang Atase Perdagangan.
Tujuannya agar para pelajar dapat mengetahui informasi mengenai tren konsumsi, tata cara, regulasi, dan hal teknis lainnya di negara tertentu yang ingin mereka tuju.
“Program Bincang Atase Perdagangan dari PPI Dunia kembali hadir di Kairo, Mesir, setelah sebelumnya kami adakan di Melbourne, Australia. Melihat semangat dari para pelajar Indonesia di seluruh dunia, tentunya kami akan terus berupaya memfasilitasi agar mereka dapat mengetahui informasi pasar suatu negara langsung dari Atase Perdagangan di negara tersebut,” pungkas Radya.
Pada kesempatan tersebut, Atase Perdagangan RI di Kairo Mesir, M. Syahran Bakti menyampaikan bahwa pelajar Indonesia khususnya di Mesir dapat menjadi eksportir Indonesia yang potensial mengingat mereka tinggal di negara tersebut sehingga lebih mudah mengetahui karakter konsumen dan mempelajari peluang pasar.
“Pelajar Indonesia di Mesir ini ada ribuan orang. Peluang menjadi eksportir tentu cukup besar, apalagi mereka secara fisik berada di sini sehingga bisa melakukan observasi langsung terhadap konsumen dan pasar mesir,” ujar Syahran.
Lebih lanjut, Syahran juga menyampaikan bahwa pelajar Mesir dapat menjadi fasilitator ekspor beberapa produk komoditas unggulan Indonesia seperti biji kopi, rempah-rempah, kelapa, dan arang kayu.
Produk khas Indonesia lainnya seperti tahu, tempe, dan kerupuk juga memiliki market yang cukup besar di Mesir mengingat diaspora Indonesia di negara tersebut mencapai belasan ribu orang.
“Beberapa komoditas yang potensial di Mesir ini ada biji kopi, rempah-rempah, kelapa, arang kayu. Ada juga produk yang banyak peminatnya terutama di kalangan diaspora Indonesia seperti tahu, tempe, dan kerupuk. Produk-produk ini punya potensi yang besar untuk diekspor ke Mesir karena permintaannya cukup banyak namun pasokannya masih terbatas,” ungkap Syahran.
Program Bincang Atase Perdagangan Kairo Mesir juga turut dihadiri oleh Minister Konselor Fungsi Ekonomi KBRI Kairo, Tennike, yang secara daring menyampaikan paparan mengenai potensi pasar bisnis di Mesir. Tennike menyampaikan, Mesir menempati urutan kedua di Afrika sebagai negara tujuan investasi setelah Kenya di tahun 2023.
“Mesir ini merupakan tujuan investasi kedua terbesar di Afrika setelah Kenya. Konsentrasi utama Foreign Direct Investment (FDI) Mesir terdapat di sektor energi dan sumber daya alam, terutama dalam proyek pengembangan migas,” pungkas Tennike.
Tennike juga menyampaikan bahwa Mesir merupakan kawasan investasi potensial untuk Indonesia karena tidak memberlakukan bea cukai untuk investasi alat konstruksi atau operasional serta kegiatan re-export ke negara tersebut.
“Jadi kalau misalnya kita sebagai investor ingin bawa barang-barang dari negara kita masuk ke negara ini untuk membangun investasinya, maka bea cukainya nol persen,” kata Tennike.
Program ini semakin lengkap dengan adanya informasi mengenai strategi berbisnis yang efektif dari Moh Abdul Aziz Nawawi yang merupakan President Director PT. Ekspor Santri Milenial Indonesia.
Menurutnya, pemahaman pasar menjadi kunci utama untuk sukses berbisnis di negara lain yang diikuti dengan strategi lainnya seperti pemasaran digital, jaringan dan kemitraan, penyesuaian produk, hingga promosi dan branding.
“Kunci utama bisnis yang efektif dimulai dari analisis pasar. Para pelajar di Mesir bisa mulai mempelajari tren konsumen dan kebiasaan pembelian. Selain itu, pelajar juga bisa memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar dan membangun kemitraan dengan distributor lokal. Upaya untuk menyesuaikan produk dengan preferensi dan kebutuhan pasar serta promosi yang tepat sasaran juga tidak kalah penting,” jelas Aziz.
Lutiyatul Azizah atau yang akrab disapa Izah, salah satu pelajar Indonesia di Mesir yang juga merupakan program director Bincang Atdag Kairo Mesir menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam acara ini.
Menurutnya, kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Atase Perdagangan, Minister Konselor Fungsi Ekonomi KBRI Kairo, serta pelaku usaha di Mesir sangat bermanfaat bagi pelajar untuk menambah bekal ilmu mereka sebelum benar-benar terjun ke dunia ekspor.
“Saya mewakili pelajar Indonesia di Mesir memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh narasumber dan pihak yang terlibat dalam acara ini. Dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat memacu semangat para pelajar di Mesir untuk jadi agen percepatan ekspor Indonesia di masa depan,” tutup Izah.