Buruh di Salatiga Tolak Rencana Penghapusan BBM Jenis Pertalite

: M. Saiful Rohman

KABARBARU, SALATIGA – Sejumlah buruh di Kota Salatiga menolak rencana pemerintah dalam menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan pertalite. Alasannya, biaya operasional kerja akan meningkat jika harus membeli pertamax atau bahan bakar yang lebih mahal. Senin, (27/12/2021).

Salah seorang buruh pabrik, Winoto menuturkan bahwa penghapusan BBM jenis premium dan pertalite akan berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah. Sebab, pengeluaran untuk membeli BBM akan semakin meningkat. Sedangkan untuk pendapatan masih tergolong sedikit.

“Jika pertalite di hapus dan Pertamina hanya menjual Pertamax yang harganya lebih mahal ketimbang pertalite, jelas akan berdampak pada warga berpenghasilan rendah. Saya pribadi tidak setuju,” tolak Winoto.

Menurutnya, pemerintah harus mempertimbangkan nasib masyarakat berpenghasilan rendah sebelum merealisasikan rencana tersebut. Artinya, kebijakan yang ambil jangan menyulitkan rakyat kecil.

“Kalau pertalite dihapus, ya silahkan. Tapi tolong naikkan lagi upah buruh. Atau berikan subsidi BBM untuk warga berpenghasilan rendah. Jangan sampai pertalite dihapus tapi tidak ada solusi untuk warga berpenghasilan rendah,” ujarnya.

Senada dengan apa yang dikatakan Priyono, pekerja di salah satu pabrik di Salatiga. Dia meminta pemerintah menaikkan upah pekerja jika nantinya Pertamina hanya menjual BBM jenis Pertamax atau jenis lainnya yang harganya mahal.

Sebab, secara tidak langsung setiap hari masyarakat akan dipaksa untuk menggunakan Pertamax, sementara penghasilan masih tetap, jelas memberatkan masyarakat.

“Ya mudah-mudahan rencana itu dibatalkan. Kalaui direalisasikan, tolong naikkan upah pekerja sesuai dengan peningkatan biaya kebutuhan hidup layak,” ucapnya.