RSUD Sele Be Solu Komitmen Siap Buka Layanan Hemodialisa, PERNEFRI Lakukan Visitasi Awal

Jurnalis: Zuhri
Kabar Baru, Sorong – Dalam upaya memperluas akses layanan kesehatan masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele Be Solu Kota Sorong bersiap membuka layanan Hemodialisa pada tahun 2025.
Sebagai bagian dari proses perizinan operasional dari Kementerian Kesehatan RI, Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) melakukan visitasi awal ke RSUD Sele Be Solu pada akhir Mei 2025.
Visitasi ini dipimpin oleh dr. Narsum Machmud, Sp.PD, KGH, yang mewakili Korwil PERNEFRI untuk wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.
Kegiatan ini merupakan tahap penting yang harus dilalui fasilitas layanan kesehatan tingkat lanjut sebelum mendapatkan izin resmi untuk membuka layanan hemodialisa.
Direktur RSUD Sele Be Solu, drg. Susi P Djitmau, MPH menyampaikan bahwa, saat ini kebutuhan layanan hemodialisa di wilayah Sorong Papua Barat Daya sangat dibutuhkan.
“Saat ini tercatat sekitar 400–500 penderita gagal ginjal di wilayah layanan kami. Namun selama ini belum tertangani secara maksimal karena keterbatasan SDM dan sarana prasarana,” ujar Direktur RSUD Sele Be Solu, drg. Susi P Djitmau, MPH.
Diakuinya, sejak awal tahun 2025, RSUD Sele Be Solu telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam persiapan peluncuran layanan hemodialisa yakni dengan adanya seorang dokter umum yang telah dikirim dan menyelesaikan pelatihan dialisis serta satu orang perawat sedang menyelesaikan pelatihan dialisis dan akan kembali bertugas di awal Juni 2025.
“Kami tentu berkomitmen penuh dengan menunjukkan kemajuan signifikan dalam persiapan peluncuran layanan hemodialisa, salah satunya juga dengan adanya seorang dokter spesialis penyakit dalam telah direkomendasikan untuk menempuh pendidikan Konsultan Ginjal dan Hipertensi, yang diperkirakan selesai dalam dua tahun ke depan. Dokter ini nantinya akan menjadi supervisor layanan hemodialisa untuk wilayah Papua Barat Daya,” lanjutnya.
Dari sisi infrastruktur, diterangkannya, Pemerintah Kota Sorong telah mengalokasikan anggaran untuk menyelesaikan tahap ketiga atau tahap akhir pembangunan gedung layanan hemodialisa di tahun 2025.
Ia menjelaskan, rencana pembukaan layanan hemodialisa ini sesungguhnya telah digagas sejak tahun 2017–2018. Namun disebutkannya, realisasinya tertunda akibat pandemi COVID-19 serta berbagai tantangan lain. Kini di tahun 2025, persiapan mulai menunjukkan titik terang dengan kesiapan SDM dan hampir rampungnya sarana fisik.
“Kami terus berupaya menyiapkan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat Kota Sorong dan sekitarnya. Harapan kami, semakin sedikit pasien yang harus dirujuk keluar daerah,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam arahannya, dr. Narsum Machmud menekankan pentingnya percepatan penyelesaian pembangunan gedung serta kelengkapan administrasi.
“Seluruh persyaratan administrasi perlu segera diinput ke dalam aplikasi Kementerian Kesehatan agar proses pengajuan izin dapat segera dilanjutkan,” kata dr. Narsum Machmud.
Sambil menunggu selesainya pendidikan konsultan ginjal dan hipertensi oleh dokter internal RSUD Sele Be Solu Kota Sorong, PERNEFRI berkomitmen menugaskan satu orang konsultan ginjal dan hipertensi sebagai supervisor sementara untuk wilayah Papua Barat Daya.
Dengan langkah ini, RSUD Sele Be Solu Kota Sorong menegaskan komitmennya untuk menjadi pusat layanan kesehatan rujukan yang lebih mandiri dan siap memberikan layanan dialisis yang berkualitas bagi masyarakat Papua Barat Daya. (*)