Rumah Sakit Berbasis AI: Revolusi Layanan Kesehatan Masa Depan

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra
Voxnes , Nasional – Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) telah memberikan dampak signifikan di berbagai sektor, termasuk bidang kesehatan. Kemajuan AI yang awalnya dikenal dalam dunia teknologi dan bisnis kini merambah ke layanan kesehatan, menciptakan inovasi baru yang dapat mengubah cara manusia memahami perawatan medis. Salah satu terobosan terkini adalah pengembangan kota rumah sakit berbasis AI yang diinisiasi oleh peneliti dari Tiongkok.
Kota rumah sakit berbasis AI merupakan dunia simulasi di mana pasien virtual dirawat oleh dokter-dokter AI. Proyek ini bertujuan melatih agen dokter untuk berkembang secara otonom, meningkatkan kemampuan mereka dalam mendiagnosis dan merawat berbagai penyakit. Sebuah pencapaian penting dalam bidang ini dihasilkan oleh Universitas Tsinghua yang berhasil menciptakan sebuah “Agent Hospital.” Di rumah sakit AI ini, seluruh dokter, perawat, dan pasien dikendalikan oleh agen-agen cerdas yang didukung oleh model bahasa besar (Large Language Model/LLM).
Menurut laporan yang dimuat di Global Times, “Agent Hospital” memungkinkan dokter AI merawat hingga 10.000 pasien hanya dalam beberapa hari, sedangkan jumlah pasien yang sama akan membutuhkan waktu dua tahun bagi dokter manusia. Lebih mengesankan lagi, akurasi dokter AI mencapai 93,06 persen dalam diagnosis penyakit pernapasan berdasarkan dataset MedQA.
Sistem yang dikembangkan di Agent Hospital memungkinkan simulasi proses diagnosis dan perawatan pasien secara menyeluruh, mulai dari konsultasi hingga tindak lanjut. Selain itu, lingkungan yang disimulasikan melibatkan interaksi antara pasien virtual dan tenaga medis AI, dengan peran-peran yang dihasilkan oleh model GPT-3.5. Ini memberikan peluang pelatihan yang lebih baik bagi mahasiswa kedokteran, karena mereka dapat mempraktikkan diagnosis dan pengobatan dalam lingkungan bebas risiko.
Liu Yang, pemimpin proyek sekaligus dekan eksekutif Institute for AI Industry Research di Universitas Tsinghua, menjelaskan bahwa rumah sakit AI akan menjadi solusi yang revolusioner bagi layanan telemedicine. Kemampuan AI dalam menangani ribuan hingga jutaan kasus medis akan membuka akses terhadap layanan kesehatan yang lebih cepat, terjangkau, dan berkualitas tinggi bagi masyarakat luas.
Meskipun perkembangan ini membawa harapan besar, penerapan dan promosi teknologi ini dalam layanan kesehatan masih menghadapi tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan kepatuhan terhadap regulasi medis yang ketat dan validasi menyeluruh atas teknologi yang digunakan. Selain itu, diperlukan eksplorasi lebih lanjut mengenai mekanisme kolaborasi antara dokter manusia dan AI untuk memastikan keseimbangan antara inovasi teknologi dan kebutuhan manusia.
Dalam wawancaranya, Liu menekankan pentingnya keterlibatan manusia dalam setiap aspek layanan kesehatan. Meskipun AI memiliki kemampuan yang luar biasa dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi, AI tetap tidak bisa menggantikan peran manusia. Menurut Liu, AI tidak dapat memberikan sentuhan emosional dan perhatian pribadi yang sering kali diperlukan dalam praktik medis.
Kota rumah sakit berbasis AI, seperti “Agent Hospital,” adalah gambaran masa depan yang menarik bagi industri layanan kesehatan. Teknologi ini menjanjikan efisiensi dan akses yang lebih luas terhadap layanan kesehatan berkualitas tinggi. Namun, penting untuk diingat bahwa AI tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran dokter manusia, terutama dalam menghadapi ketidakpastian dan memberikan perawatan yang empatik. Kolaborasi antara manusia dan AI menjadi kunci dalam mencapai keseimbangan antara inovasi dan kebutuhan perawatan manusia yang holistik.
Sumber : https://voxnes.com