Sukamta: Disemnasi Informasi Langkah Tepat Pemerintah Hadapi Siber

Jurnalis: Sri Hartutik Sandora
KABARBARU, JAKARTA– Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengatakan, peran pemerintah saat menghadapi pasukan siber adalah dengan disemnasi informasi yang benar sebagai kontra narasi.
“Pasukan siber ini memanfaatkan ke-anonim-an yang sangat dimungkinkan di internet. Akun-akun fiktif di media sosial bisa dibuat dan susah dilacak serta divalidasi identitasnya. Ini realitas yang tidak bisa dihindari. Sayangnya, yang disebarkan oleh pasukan siber itu justeru disinformasi. Di sinilah peran pentingnya diseminasi informasi yang benar sebagai kontra narasi,” kata Sukamta, Kamis (4/11/2021) di Jakarta.
Ia menerangkan, pemerintah dalam hal seperti ini khususnya Kementrian Kominfo sebagai Humas harus bisa memerankan fungsi komunikasinya dengan baik serta transparan dan seimbang dengan peran informatikanya.
Yang mana Kominfo sendiri harus bisa mengkomunikasikan kebijakan publik kepada masyarakat luas. Jangan sampai komunikasi publik yang buruk memunculkan dugaan-dugaan pada benak masyarakat. Yang pada akhirnya masyarakat punya kesimpulan sendiri. Hal itu biasanya orang menyebut dengan hoax.
Maka dari itu, Ia mengungkapkan, Kominfo harus hadir untuk bisa melaksanakan kontra narasi bukan malah menggunakan anggaran negara untuk membuat buzzer untuk menyebarkan disinformasi tadi.
“Atau misalnya dengan merekrut influencer berbiaya tinggi untuk membentuk opini masyarakat dalam hal politik, ini tidak etis. Anggaran yang digunakan cukup besar, sehingga harus berhati-hati agar tidak terjadi pemborosan anggaran,”ungkapnya.
Ia menambahkan, cara yang harus dilaksanakan tentu dengan membatasi ruang gerak pasukan siber. Akan tetapi ini harus dibarengi pula dengan imunitas masyarakat. Yang mana digital literacy harus digalakkan kepada masyarakat.
Agar mereka dapat memilah mana konten yang positif, sehat serta valid dengan konten yang negatif, hoax, dan sebagainya.
“Kalau digital literacy masyarakat tinggi, tentu konten-konten disinformasi akan terminimalisasi karena kurang diminati,” pungkasnya.