Ramalan Jokowi Untuk yang Pegang Batu Bara-CPO-Nikel
Jurnalis: Alberto Salim
KABARBARU, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara perihal krisis energi yang menimpa sejumlah negara dunia dan keunggulan Indonesia yang memiliki komoditas yang tengah melonjak harganya, termasuk batu bara, sawit, nikel dan tembaga.
“Karena dunia global sekarang ini betul-betul penuh dengan keragu-raguan, penuh dengan ketidakpastian, penuh dengan kompleksitas masalah yang sebelumnya tidak pernah terjadi,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/10/2021).
Ia lantas menyinggung krisis yang menimpa Eropa dan China. Menurut Jokowi, hal itu tidak ada yang menduga. Kendati demikian, eks Gubernur DKI Jakarta itu tidak menampik kalau Indonesia diuntungkan karena harga komoditas naik.
“Saya kira daerah yang memiliki kelapa sawit [CPO, crude palm oil], yang memiliki batu bara seneng semuanya atau yang memiliki nikel atau yang memiliki tembaga semuanya seneng karena ekonomi di daerah penghasil komoditas itu pasti akan merangkak naik. Insya Allah akan merangkak naik,” ujar Jokowi.
Jokowi menyatakan perekonomian daerah terutama perdagangan, investasi, dan turisme harus segera digerakkan kembali di tengah perjuangan negeri ini melawan pandemi virus Covid-19 yang melanda Indonesia, dan dunia, sejak Maret 2020.
Berdasarkan catatan Tim Riset CNBC Indonesia, harga batu bara memang masih turun pada perdagangan Selasa kemarin di mana harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup US$ 220,9/ton, ambles 6% dari hari sebelumnya.
Meski kemarin turun tajam, harga komoditas ini masih membukukan lonjakan 34,85% dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 197,33%.
Sementara, kontrak minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sudah diperdagangkan lagi. Pada Rabu (20/10/2021) pukul 10:51 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 5.008/ton, melonjak 1,25% dibandingkan penutupan perdagangan awal pekan ini.
Harga CPO semakin mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah. Rekor tersebut tercipta pada 13 Oktober 2021 di MYR 5.021/ton.