Pemuda Asli Riau Kecam Isu Rasis Jelang Musorda KONI Riau
Jurnalis: Haidar Ali
KABARBARU, PEKANBARU – Jelang Musyawarah Olahraga Daerah (Musorda) untuk memilih Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Riau, isu yang berbau rasisme dihembuskan oleh oknum diduga salah satu kontestan perebutan induk seluruh cabang olahraga tersebut.
Hal ini menyulut kemarahan para aktifis pemuda dari berbagai daerah Kabupaten/Kota di Bumi Lancang Kuning yang mengecam keras adanya isu berbau rasis dihembuskan oleh pihak tak bertanggung jawab jelang Musyawarah Olahraga Daerah (Musorda) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Riau.
Para aktiifis pemuda ini mengingatkan agar pihak-pihak yang hendak maju sebagai calon Ketua KONI Provinsi Riau untuk bertarung secara sportif dan menjunjung tinggi etika dan adab budaya melayu di Bumi Lancang Kuning ini.
Isu berbau rasis itu berawal dengan adanya aksi sekelompok orang yang mengatasnamakan Laskar Melayu Riau Kota Pekanbaru dan Pemuda Melayu Riau di kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau Jalan Gajahmada, Pekanbaru, pada, Jumat (12/11/2021). Para pengunjukrasa ini datang dengan membawa poster dan spanduk dengan tuntutan agar Ketua KONI Riau periode 2022-2025 dipimpin oleh putra Melayu.
“Dalam dunia olahraga sangat tidak dibenarkan sekali membawa-bawa isu yang berbau rasisme, apalagi bangsa ini sudah menyepakati konsesus negara oleh para pendiri bangsa yakni Pancasila. Dunia olahraga harus menjunjung tinggi sportifitas, jangan bawa-bawa isu yang berbau rasis di Negeri Bumi Lancang Kuning ini. Kami sebagai putra asli melayu mengecam jika ada pihak-pihak yang bawa-bawa nama melayu untuk kepentingan pribadi merebut jabatan ” kecam Bobi Saputra, aktifis pemuda dari Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) ini kepada wartawan, Sabtu, 13, November, 2021.
Bobi penggemar olahraga sepakbola ini, mengingatkan kepada oknum yang membawa embel-embel nama melayu untuk kepentingannya merebut jabatan di KONI Riau agar segera menghentikan hal tersebut. “Kami akan bawa hal ini ke urusan yang lebih serius jika masih dilakukan ” tukas Bobi.
Senada dengan Bobi, putra asli dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Isnadi, menyayangkan adanya pihak tak bertanggung jawab yang membawa-bawa nama melayu dalam kontestasi perebutan Ketua KONI Riau pada Desember tahun ini.
“Dalam dunia olahraga jangan ada bawa-bawa isu yang berbau rasis, apalagi hanya untuk merebut jabatan dan demi keuntungan pribadi, adab dan etika sebagai putra melayu harus kita junjung tinggi, bertarung lah secara sportif, kita menghormati para pemenang yang bertarung secara sportif, bukan dengan cara-cara kotor dan membawa-bawa nama suku demi kepentingan pribadi ” ungkap Isnadi, penggemar olahraga sepakbola ini.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Afrianto, pemuda asli Kabupaten Kampar, yang juga penggemar olahraga bola voli ini mengingatkan kepada oknum yang membawa-bawa nama suku demi kepentingan pribadi untuk merebut jabatan Ketua KONI Riau supaya menghentikan cara-cara tersebut.
“Itu cara kotor, tidak sportif, bukan seorang olahragawan sejati, kami sangat mengecam orang yang suka memanfaatkan isu rasis untuk kepentingan pribadi, sudahilah itu bukan lah adab melayu yang diajarkan oleh leluhur kita. Dunia olahraga tempat berkumpulnya orang-orang menjunjung tinggi sportifitas, jika tak sanggup bertarung minggir saja. Biarkan dunia olahraga ini dipimpin oleh orang tepat dan jangan bawa-bawa isu rasis, hanya pengecut yang takut bertarung secara sehat dan membawa-bawa isu rasis untuk kepentingan pribadi ” tukas Afrianto.
Untuk diketahui pada Bulan Desember tahun ini KONI Riau akan menggelar Musyawarah Olahraga Daerah (Musorda) untuk memilih ketua baru periode 2022-2025.
Sejumlah nama muncul diantaranya Kordias Pasaribu SH, Msi, kemudian Endang Sukarelawan, Destrayani Bibra, hingga Raja Marjohan Yusuf.