Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Menakar Kembali Makna Idealisme

Jurnalis:

KABARBARU, OPINI – Bicara persoalan idealisme seringkali disematkan pada seorang aktivis. Apapun ia profesi dan jabatannya. Seperti halnya aktivis HAM, aktivis lingkungan, aktivis jurnalis, dan aktivis mahasiswa. Walaupun itu semua tidak dapat semerta-merta bisa dikatakan dan dikatagorikan bagian dari orang-orang yang ideal.

Bagi saya citra diri orang yang ideal dapat dilatih salah satunya ia semenjak berada di ruang lingkup kampus. Karena pencapaian kata aktivis yang idealis bisa kita tafsir bermula semenjak menjadi mahasiswa. Selain itu kampus bukan hanya ruang edukasi yang hanya bersifat akademik. Tapi dapat kita ketahui bersama, banyak organisasi-organisasi yang dapat mencerna kata ideal itu tadi. Seperti aktif di Organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan ( OKP) PMII, HMI, GMNI, IMM, dll.

Namun aneh bin ajaibnya terkadang untuk mendapat lebelisasi sosok idealis pilihan yang harus diambil selalu mengarah di oposisi sejak berada di kampus. Entah oposisi rektorium, dekanat dan dosen sekalipun. Padahal idealis bukan hanya persoalan pro dan kontra dalam cara pandang menyikapi kebijakan. Jauh dari kata itu, idealis merupakan sebuah sikap dimana ia dapat memutuskan dirinya untuk tidak dapat berkompromi dengan sikap ngetif yang sangat tidak berpihak pada kepentingan umum.

Contoh sederhana seorang Presiden mahasiswa, gubernur ditingkat fakultas dan bupati di tingkat prodi. Kesemua itu merupakan bagian dari embrio untuk menempatkan dan menentukan dirinya menjadi seseorang yang cukup ideal. Karena dengan begitu ia bisa di jadikan tolok ukur bagi seorang mahasiswa yang menjadi pejabat kampus seberapa ideal dirinya, sebagai pemimpin. Karena struktur ORMAWA ( Organisasi Mahasiwa) bisa saja dikatakan miniatur negara, sebab komponen dan struktur sudah memiliki kesamaan dengan negara.

Maka, apabila ketika ia memegang tampuk kekuasaan jangan sampai ada kompromi yang merugikan mahasiswa lainnya, dengan langkah sebuah kepentingan. Kompromi program dan kebijakan harus berbanding lurus dengan kebutuhan mahasiswa. Maka dengan begitu idealisme sejalan berdasarkan salah satu prinsipnya, ialah tidak ada yang dapat dipertaruhkan dengan suatu yang berhubungan dengan ide hanya karena materi.

Gestun Jogja

Godaan Menjadi Orang Yang Idealis

Sisi negatif dalam hidup akan menghantui siapapun. Selain menguji kebaikan dan integritas seseorang, seringkali tidak dapat menyangkalnya begitu saja. Perlu lingkungan dan prinsip tersendiri untuk menjauhi perilaku semacam itu. Jika tidak, justru akan berada posisi sebaliknya, terjebak dalam godaan yang tentu tidak sejalan dengan nilai normatif.

Menjadi seorang yang idealisme bagi saya adalah usaha menjauhi dari sifat dan karakter yang mengarah pada sisi negatif. Tidak salah apabila idealisme merupakan nilai atau harga diri yang dimiliki oleh seorang pemuda, begitulah kata Tan Malaka. Artinya jika manifestasi awal tidak menampilkan sesuatu yang cukup baik, bagaimana ia hadir sebagaimana manusia yang utuh untuk tetap milih prinsip itu.

Sebuah prinsip bisa luntur bisa jadi dengan pengaruh lingkungan atau justru memang tidak mempunyai pendirian. Maka dengan mudahnya ia akan menukar idealisme dengan kepentingan sesaat yang dipikirnya akan membuatnya cukup bahagia dan sejahtera untuk dirinya sendiri atau kelompoknya. Padahal ia berada di posisi tersebut justru sebenarnya sedang mengemban kepentingan orang banyak yang diharap akan terlaksana dengan baik.

Tapi jika tidak mempunyai kesadaran yang cukup, maka akan memutarkan balikkan kepentingan itu untuk dirinya sendiri dan kelompoknya. Karena anggapannya nilai harga diri bisa ditukar hanya dengan segenggam materi. Lagi-lagi itu pilihan yang saya kira sangat tidak ideal. Apapun alasannya, menjadi seorang pemimpin ataupun orang yang mempunyai peran penting kemasyarakatan. Tentu ia seharusnya tetap mengutamakan kemaslahatan.

Dari itu, godaan sebenarnya seorang yang idealis tidak lain jika di kerucutkan, akhirnya tetap materi. Untuk menampik itu perlu prinsip dan integritas yang cukup untuk menjauhi godaan tersebut.

Menjadi Idealis tidak selalu berada di oposisi

Seringkali kita dengar bahwa untuk menjadi orang yang idealis pilihan yang diambil harus memposisikan sebagai oposisi ( kontra). Padahal sebagaimana saya sampaikan diawal, idealisme bukan hanya soal pro dan kontra. Tapi bagaimana ia menempatkan posisinya dengan tidak berkompromi berdasarkan kepentingan pribadi semata, apalagi kelompoknya.

Kompromi disini dapat dipahami bukan suatu yang alergi terhadap instansi pemerintahan. Tapi justru ini bagian dari usaha untuk menghilangkan stigma bahwa seorang yang mempunyai prinsip idealisme terkesan buruk apabila berkolaborasi dengan pemerintah.

Apakah boleh berkolaborasi dengan pihak instansi pemerintahan tertentu yang rentan kita kritik? Jawabannya, iya. Kenapa saya sampaikan begitu? Simpelnya seperti ini, idealis sudah saya katakan diawal, idealis bukan hanya soal pro dan kontra. Akan tetapi soal kompromi dan keberpihakan, jika seorang aktivis dikenal membela proletariat ia tetap harus sesuai prinsip awal.

Tapi mungkin problemnya terkadang adanya ketidak siapan dengan itu, akhirnya terbawa suasana dan menjadi penghamba pada instansi tertentu. Apalagi sudah jelas-jelas tidak berpihak pada rakyat dan lebih mengutamakan kepentingan sendiri. Jika begitu, ia tetap saja stigma yang ada menganggap orang tersebut menjadi penjilat.

Padahal seharusnya sah-sah saja seorang aktivis terbuka dengan pemerintah, dengan catatan harus cukup secara integritas. Walaupun itu dirasa berat, ketika sesuatu yang berseberangan harus berada disisi oposisi ( kontra ) yang kerap kali mengkritik justru tergabung dalam instansi tersebut. Dengan begitu sejak dini seharusnya karakter kejujuran, kepercayaan, dan integritas sudah menjadi manifestasi. Agar apabila saat bertengger di pemerintahan, sekalipun dengan cara kolaborasi tidak mudah termakan keadaan yang tidak memihak pada rakyat.

 

  • Moh Kholilur rahman. Kerap kali di panggil Cak lil. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Trunojoyo Madura. Aktif di PMII dan PKPT IPNU UTM. Beberapa tulisannya sudah tersebar diberbagai media online.
  • Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store