Membentuk Karakter Mahasiswa Berkewirausahaan

Jurnalis: Joko Prasetyo

KABARBARU, OPINI – Pada abad ke 21 ini manusia membutuhkan dan sumberdaya untuk menjadi bekal dalam kompetensi pada zaman sekarang ini. Sehingga dalam peroses pembangunan dan pengembangan SDM tentu bisa diarahkan dengan baik dan benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada abad 21 ini. Yang sangat berkontribusi dalam pembangunan sumber daya manusia saat ini adalah sektor pendidikan. Tantangan pada abad 21 ini menjadikan tantangan yang benar-benar serius dan benar-benar bisa diatasi dengan baik, sehingga hasil dari pembangunan pendidikan mampu mengatasi problem dan menjadikan sumber daya manusia yang siap dalam bidang apapun tanpa terkecuali.

Berkaitan dengan hal tersebut, mahasiswa menjadi sosok yang dipersiapkan oleh pendidikan tinggi untuk menjadi sumber daya manusia  yang mempunyai kompetensi untuk menyelesaikan problem yang berbentuk tantangan pada abad 21 maupun pada abad selanjutnya. Jurusan pendidikan di luar sekolah untuk mahasiswa yang nantinya dapat memberdayakan diri dan lingkungan sekitarnya.

Sehingga pendidikan di luar sekolah mampu memiliki tiga fungsi yaitu: pertama, sebagai orang yang siap mendidik yang sesuai dengan profesionalnya yang melakukan banyak edukasi dalam betuk membimbing, melatih, membelajarkan dan mengembangkan anak-anak peserta didik agar mereka mampu meningkatkan kualitas diri dan  pelajaran pengembangan lingkungan. Kedua, seabagai orang yang mampu mengatur konsep pendidikan yang memiliki makna bahwa orang yang berpendidikan mampu melaksanakan, merencanakan, dan dapat mengivaluasi berbagai tempat pedidikan di luar sekolah. Ketiga, peserta didik yang menyelesaikan pedidikan di luar sekolah sangat diharapkan menjadi pengembang masyarkat yang bisa mengkoordinir, menfasilitasi dan mengelola masyarakat dan memaksimalkan sumber daya yang sudah ada di masyarakat. Semua berfungsi dan dapat dimiliki oleh semua mahasiswa yang menjalani pendidikan diluar sekolah.

Realitanya sekarang, tidak semua dari mahasiswa yang lulusan pendidikan luar sekolah dapat memahami dengan baik ketiga fungsi dan bahkan mahasiswa sekarang masih bingung dari tiga fungsi itu dan ada juga yang belum tahu dengan keberadaan tiga fungsi tersebut. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah proses pembelajaran yang dilakukan dalam kampus sehingga pengalaman dalam menerapkan pemebelajaran praktek tidak maksimal.

Perguruan tinggi adalah sebagai tempat pembelajaran langsung pendidikan formal yang sangat mendukung terhadap kewirausahaan yang akan mendorong mahasiswa menjadi individu berjiwa kewirausahaan. Dalam hal tersebut mahasiswa dapat memilih untuk menjadi wirausaha akibat faktor pengetahuan pendidikan kewirausahaan dan motivasi yang mengarahkan pada profesi kewirausaan. Dalam pengetahuan tersebut banyak diperoleh dari mata kuliah yang fokus dalam pembentukan individu berjiwa kewirausahaan.

Ada banyak teori yang bisa didapatkan di bangku perkuliahan dan diharapkan menjadi referensi bagi mahasiswa untuk menghadapi tantangan pada zaman sekarang ini. Penanaman karakter Enterpreneur manjadikan hal yang sangat penting  dalam kurikulum pendidikan di luar sekolah. Membentuk karakter tersebut dapat terinternalisasi oleh pembelajaran kewirausahaan sosial. Hal tersebut dapat membahas kewirausahaan sosial  dalam membentuk kemampuan Enterpreneur pada mahasiswa dalam menghadapi abad 21 ini, salah satunya adalah pembentukan karakter enterpreneur. Sehingga membuat pentingnya mata kuliah kewirausahaan sosial yang benar-benar mampu menanamkan karakter dan dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten. Semua itu bertujuan supaya mengetahui kewirausahaan sosial dalam meningkatkan kemampuan Enterpreneur pada zaman sekarang ini dan menjadi sosok anak muda yang dapat berkontribusi dalam menigkatkan perekonomian.

Kewirausahaan sosial di Indonesia mulai bergairah dan tumbuh ditandai dengan banyaknya pendidikan luar sekolah seperti banyaknya seminar kewirausahann sosial yang pematerinya sudah berpengalaman, selain itu berdirinya pusat studi kewirausahaan sosial di berbagai perguruan tinggi, hadirnya banyak organisasi yang berkontribusi dan fokus terhadap pengembangan kewiraushaan sosial seperti Asoka Indonesia, Asosiasi Kewirausahaan Indonesia (AKSI) pada 2009 lalu.

Pemikiran-pemikiran tentang kewirausahaan sosial yang menunjukkan kewirausahaan sosial dapat membantu dan menjadikan sebagai pembelajaran dalam membentuk karakter Enterpreneur. Melalui tersebut dari hasil pemikiran itu dapat menjadi saran untuk menjadikan mata kuliah kewirausahaan sosial sebagai metode dalam pembentukan mahasiswa. Hakikatnya karakter lebih mengarah pada tingkah laku seorang yang positif. Dalam pembentukan sikap manusia, karakter mempunyai peran penting  untuk membentuk individu dan kehidupan yang bermoral.

Alternatif yang kareatif adalah membentuk kewirausahaan sosial karena tidak banyak berorientasi pada keuntungan belaka melainkan juga kesejahteraan masyarakat yang menjadi hal yang harus dilibatkan. Melalui kewirausahaan sosial menjadikan keringanan untuk masalah ekonomi Indonesia dapat teratasi dengan baik. Kewirausahaan sosial mempunyai tujuan jangka panjang yaitu dapat membantu masyarakat yang lebih mandiri dalam perekonomian dan supaya tidak selalu bergantung pada kebijakan  pemerintah, seperti bantuan berbentuk tunai dan subsidi. Di berbagai negara kewirausahaan sosial sangat terbukti mampu memberi dampak yang sangat besar pada bangsanya sendiri.

Dari apa yang sudah dibahas di atas sudah sesuai dengan tantangan  pada abad 21 yang tentunya akan dihadapi oleh mahasiswanya, kemampuan memperbaruhi dan menciptakan trobosan yang inovatif dalam mengembangkan masyarakat sesuai dengan kualitas mahasiswa yang melakukan pendidikan di luar sekolah dapat diharapkan menjadi pembangun masyarakat dan mampu mengkoordinir, memfasilitasi, dan mengelola semua masyarakat dan memaksimalkan sumber daya yang ada.