Eropa Krisis Energi. Prancis dan Spanyol : Warning!
Jurnalis: Alberto Salim
KABARBARU, JAKARTA – Krisis energi kini menyerang Eropa. Hal ini membuat sejumlah negara membunyikan alarm peringatan. Prancis dan Spanyol bermitra untuk mendesak Brussel, pusat pemerintahan Uni Eropa (UE) turun tangan.
UE diminta menyelesaikan masalah kenaikan harga gas mengingat dampaknya ke membludaknya tagihan listrik konsumen yang berujung inflasi. Apalagi Eropa sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Saat itu kebutuhan akan gas dan listrik akan makin tinggi karena penggunaan pemanas. Ini menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya krisis baru bagi warga.
Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire menyebut krisis energi telah mempengaruhi blok secara keseluruhan. Karenanya ia berharap ada penyelarasan harga listrik dengan harga gas. Ia mengatakan “krisis ini tidak adil, tidak efisien dan mahal bagi warga dan bisnis. Sudah waktunya mendapat tanggapan Eropa. Sudah waktunya melihat pasar energi,” tegasnya, dikutip dari Newsweek, Rabu (6/10/2021).
Wakil Perdana Menteri (PM) Spanyol Nadia Calvino juga mendesak hal serupa. Komisi Eropa diharapkan mampu meringankan tekanan yang dirasakan Madrid. Ia meminta UE mengeluarkan regulasi yang lebih baik soal stok gas alam dan reformasi aturan untuk mengurangi volatilitas harga. Termasuk bantuan dana darurat.”Tantangan Eropa memerlukan tanggapan Eropa,” tegasnya dikutip dari Financial Times seraya menyebut cadangan gas strategis.
Sementara itu, Komisaris Ekonomi Uni Eropa Paolo Gentiloni mengatakan Komisi Eropa akan menyajikan paket kebijakan energi di Desember. Ini akan mengeksplorasi peran blok dalam pengadaan gas alam dan opsi penyimpanan yang lebih besar.
Harga gas Eropa terus mengalami kenaikan tajam sejak Januari 2021 hingga 200% lebih. Kenaikan terkait sejumlah fakta mulai dari naiknya permintaan, pasokan yang berkurang hingga kurang optimalnya energi terbarukan di sejumlah negara.