Ditanya Soal Anggaran Penarikan Sumbangan, Komite SMPN 1 Muncar Banyuwangi: Maaf Lagi Sibuk
Jurnalis: Joko Prasetyo
KABAR BARU, BANYUWANGI – Selain anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) SOROD, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Walimurid Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Muncar, Banyuwangi, juga ikut menyoroti dugaan Pungutan Liar (Pungli) dilingkungan sekolah setempat.
Dedik Irawan, anggota LSM SOROD, asal Desa Sembulung, Kecamatan Cluring, menilai jika penarikan berdalih sumbangan di SMPN 1 Muncar, tersebut bisa dikatakan praktik Pungli.
Menurutnya sumbangan yang dilakukan oleh pihak sekolah melalui komite masuk dugaan Pungli, lantaran ada penentuan nominal dan batas waktu pembayaranya.
Atas kejadian ini Dedik Irawan, akan melaporkan kasus yang diduga membebani walimurid itu kepada Aparat Penegak Hukum (APH).
Sementara SP, salah satu walimurid juga mengaku sangat menyayangkan kegiatan penarikan berdalih sumbangan sebesar Rp. 1.500.000.
Walimurid yang tidak mau disebutkan namanya tersebut juga menerangkan jika sebenarnya banyak walimurid yang keberatan atas penarikan iuran yang berkedok sumbangan tersebut.
Bahkan kepada wartawan SP, menyayangkan pihak sekolah dan komite SMPN 1 Muncar, karena tidak memberikan laporan hasil penarikan sumbangan kepada walimurid sama sekali dalam tiap tahunya. Padahal setiap ajaran baru, bisa dipastikan selalu ada kegiatan penarikan sumbangan.
Sementara itu Muslimin, Ketua Komite SMPN 1 Muncar, Banyuwangi, saat dikonfirmasi soal ketransparan penggunaan anggaran hasil penarikan sumbangan kepada walimurid dirinya enggan berkomentar.
“Maaf ini lagi sibuk mau punya hajatan, trima kasih,” jawabnya melalui sambungan whatsapnya. Kamis, (19/12/2024).
Seperti diketahui dugaan Pungli di SMPN 1 Muncar, Banyuwangi, menjadi sorotan. Selain akan dilaporkan oleh anggota LSM SOROD, sebagian walimurid mengancam akan melakukan aksi demo di sekolahan setempat. Tahun 2024 ini pihak sekolah melalui komite sekolah melakukan penarikan sebesar 1.500.000 untuk kelas VII. (*)