Ciptakan Platform Belajar Teknologi Anak, Mahasiswa ITS Raih Pendanaan Rp150 Juta

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra
Kabar Baru, Surabaya – Di tengah tantangan bonus demografi, sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menorehkan prestasi gemilang. Melalui platform edukasi teknologi, Asteria Academy, mereka sukses meraih pendanaan sebesar Rp150 juta dari ADB (Asian Development Bank) melalui skema Higher Education For Technology And Innovation (HETI) 2025. Pendanaan ini merupakan bentuk dana hibah yang diberikan oleh ADB untuk riset penyelesaian masalah SDGs di Indonesia.
Prestasi ini menjadi jawaban konkret atas keresahan mengenai ketertinggalan Indonesia dalam skor Programme for International Student Assessment (PISA) dan indeks literasi digital. Papar Azzam Pahlawan Ramadhan selaku salah satu founder Asteria Academy, inovasi ini sebelumnya juga telah mendapatkan rekognisi dan dukungan dari Kemendikbud Ristek melalui program Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Mahasiswa Departemen Statistika Bisnis Institut Teknologi Surabaya (ITS) itu menelurkan inovasi Asteria Academy bersama timnya yang heterogen dari jurusan Teknik Informatika, Teknik Elektro, Teknik Komputer, dan Desain Komunikasi Visual sebagai jembatan untuk mengatasi kesenjangan pendidikan modern di Indonesia.
“Ide awal aplikasi Asteria Academy ini dari ketertinggalan kurikulum kita dalam hal penerapan teknologi”, kata Azzam Pahlawan Ramadhan dalam wawancara, Jumat (20/06/2025).
Ketika itu, kata Azzam, ia sedang scroll sosial media, dan tidak sengaja melihat konten anak membuat game melalui platform Scratch. Saat itu, Azzam mengaku kagum melihat hal-hal seperti ini sudah lumrah di negara-negara maju seperti Singapura dan Inggris.
“Saya kagum. Di saat anak-anak di negara maju sudah bisa menjadi kreator, kita masih berjuang lepas dari kecanduan game,” ujarnya.
Gagasan ini semakin menguat setelah mendengar pidato Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, untuk menggalakkan pendidikan coding dan AI untuk anak SD.
“Minat masyarakat pada kurikulum ini meningkat drastis. Google trend sudah membuktikannya. Namun, sayang kualitas SDM pengajar dan infrastruktur digital kita masih jadi tantangan besar yang sangat sulit untuk dipecahkan,” ujar Azzam.
Asteria Academy hadir sebagai solusi, papar Azzam. Ini adalah sebuah aplikasi pembelajaran teknologi yang meliputi coding, robotik, dan AI berbasis gamifikasi. Yang membuatnya unik adalah kurikulum yang terintegrasi dan terpersonalisasi, dimana aplikasi ini akan berbentuk gamifikasi yang akan menyesuaikan level kesulitan berdasarkan capaian belajar setiap anak.
“Terlebih, platform Asteria Academy nantinya akan kami kembangkan agar dapat diakses tanpa koneksi internet, sehingga seluruh siswa di pelosok Indonesia dapat mengakses pembelajaran modern ini secara gratis,” papar Azzam dengan sangat optimis.
Azzam dan tim sangat berterima kasih kepada Bank ADB (Asian Development Bank), kampus ITS, serta pihak-pihak lain yang turut mendukung Asteria Academy untuk meraih bintang tinggi di angkasa. Melalui pendanaan darI ADB ini, Azzam dan tim juga berharap bisa mengakselerasi pengembangan platform Asteria Academy ini.
“Semoga ini bisa turut meningkatkan skor PISA dan indeks kualitas pendidikan Indonesia, karena anak-anak bisa belajar teknologi canggih dari cara yang mereka sukai, permainan yang menyenangkan,” pungkasnya.