Tuduhan Perselingkuhan ke Airlangga Hanya Untuk Intervensi Elektabilitasnya
Editor: Ahmad Arsyad
KABARBARU, OPINI– Isu perselingkuhan yang diduga melibatkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (AH) dan seorang wanita bernama Rifa Handayani sebagaimana diberitakan beberapa media massa nasional hingga sempat viral dan menjadi trending nomor 1 di twitter pagi tadi, Sabtu, (18/12/2021) baiknya segera diselesaikan.
Isu ini tentu sangat menggangu kerja-kerja pemerintah dalam melakukan upaya pengendalian penangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Airlangga selaku pimpinan pemulihan ekonomi tentunya saat ini sedang fokus memulihkan ekonomi nasional akibat hantaman krisis kesehatan yang melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
Tentu kita semua tahu bahwa pengendalian COVID-19 ini bukan sesuatu hal yang mudah, energi kita sebagai bangsa terkuras habis di dalam kasus ini. Bukan hanya ekonomi kita yang terpukul, tapi juga rakyat bertumbangan. Diperkirakan, hampir 143.494 populasi Indonesia meninggal karena terserang COVID-19.
Sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, posisi Airlangga Hartarto sangat strategis dalam pemulihan maupun pengendalian.
Dalam kajian kami di Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS), isu perselingkuhan ini akan menjadi bola liar bagi pemerintah sendiri sehingga bisa menimbulkan public distrust kalau tidak diselesaikan secara baik.
Persoalan ini tidak hanya menghambat kerja-kerja pemerintah baik di sektor ekonomi maupun dalam hal penanganan COVID-19 yang kita belum tahu pasti kapan akan selesai karena virusnya terus bermutasi. Belum selesai delta, muncul lagi varian Omicron yang tingkat penularannya diperkirakan sangat cepat.
Untuk itu CENTRIS meminta isu-isu semacam ini perlu disikapi secepatnya agar tak mengganggu konsentrasi pemerintah dalam menuntaskan waktu pemerintahannya yang tersisa tiga tahun lagi.
AH punya beban besar untuk mengeluarkan bangsa ini dari krisis COVID-19 sekaligus mengerjakan program pembangunan yang lain sehingga soft landingnya menemani akhir masa jabatan Presiden Jokowi bisa meninggalkan legacy yang akan dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Kalau isu ini dianggap fitnah yang bertujuan menyerang pribadi AH dan keluarga maka perlu ada klarifikasi dan upaya pemulihan nama baik. Tapi kalau ini benar maka perlu ada langkah yang bijaksana dari mengingat posisi AH dalam kabinet pemerintahan cukup strategis.
Jakarta, 18 Desember 2021
*) Penulis adalah AB Solissa, Peneliti Senior Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co