Cawabup Indramayu Tobroni: Saya Punya Cita-Cita Satu Rumah Satu Sarjana
Jurnalis: Nurhidayat
Kabar Baru, Indramayu – Calon Wakil Bupati Indramayu, Tobroni punya cita-cita besar dalam hal pemerataan pendidikan masyarakat Indramayu. Tobroni ingin agar setiap keluarga minimal memiliki satu orang sarjana.
Hal itu diungkapkan Tobroni saat kampanye dialogis di Perumahan Bumi Karang Indah, Desa Kalianyar Kecamatan Krangkeng, Jumat (22/11/2024).
“Saya punya cita-cita, punya harapan dan keinginan agar akses pendidikan ini merata, maka saya mencanangkan target satu rumah satu sarjana,” ujar Tobroni.
Cawabup pendamping Cabup Petahana Nina Agustina itu menjelaskan, pemerataan pendidikan merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing. Hal itu juga selaras dalam upaya membangun masyarakat secara berkelanjutan.
“Kita semua tahu bahwa negara maju pasti tingkat pendidikan warganya sudah mapan, begitu juga sebaliknya negara yang tertinggal atau negara miskin pasti memprihatinkan bidang pendidikannya,” ujar Tobroni.
Tobroni yang lebih dari 25 tahun bergelut di dunia pendidikan juga menyadari, pentingnya pendidikan sebagai fondasi pembangunan daerah. Karenanya, saat memimpin Universitas Darul Maarif (UDM) Indramayu, dirinya membuka seluas-luasnya kesempatan pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat.
Tak terkecuali warga yang kurang mampu secara ekonomi, diberikan akses kuliah gratis melalui program beasiswa.
“Mahasiswa UDM Indramayu seluruhnya tidak dipungut biaya, dari pendaftaran sampai lulus dan meraih gelar sarjana,” ujar Tobroni.
Tobroni bertekad jika pasangan Cabup-Cawabup Nina-Tobroni terpilih, program Satu Rumah Satu Sarjana menjadi salah satu fokus yang akan dicapai. Adapun program lain di bidang pendidikan adalah meningkatkan gaji bagi guru honorer.
“Pada periode sebelumnya, Bupati Nina juga sudah membuka program kejar paket gratis bagi generasi muda yang putus sekolah. Ke depan kita tingkatkan lagi program-program dalam upaya mencerdaskan anak-anak Indramayu,” ujar Tobroni.
Seperti diketahui, Tobroni merupakan tokoh pendidikan yang telah lebih dari 25 tahun mengabdi sebagai guru, kepala sekolah hingga rektor. Tobroni juga aktif memperjuangkan nasib sekolah dan guru swasta untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. (*)