AZWI Desak PT Unilever Indonesia Hentikan Pencemaran Lingkungan
Jurnalis: Moh Nasir
Kabar Baru, Jakarta – Para aktivis lingkungan berkumpul di area Indonesia Convention Exhibition (ICE) desak PT Unilever Indonesia Tbk menghentikan produksi dan konsumsi sachet.
Para aktivis yang tergabung dalam Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) itu membawa manekin berbalut sachet bermerek produk-produk Unilever, yang sebagian besar dikumpulkan dari kegiatan bersih sungai dan pantai di Indonesia.
Direktur Eksekutif Ekologi Observasi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON) Prigi Arisandi, menyampaikan, melalui hasil audit merek dalam Ekspedisi Nusantara menyebutkan, Unilever secara konsisten menempati peringkat tiga besar sebagai perusahaan pencemar lingkungan di beberapa kota besar.
“Sebagian besar pencemaran mikroplastik adalah filamen yang telah terfragmantasi dari film plastik dan kemasan sachet,” terangnya.
Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia Muharram Atja Rasyadi juga menyampaikan, pihaknya telah berulangkali meminta Unilever dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membagikan peta jalan pengurangan sampah mereka, namun hingga kini tidak ada dokumen yang dibuka untuk umum.
“Saya tidak kaget, jika Unilever dengan bangga memamerkan daur ulang bahan kimia dan RDF di pabrik semen yang merupakan solusi palsu dalam rencana keberlanjutannya,” jelasnya.
Padahal Unilever telah berkomitmen untuk memastikan semua kemasan plastik, termasuk sachet, dapat digunakan kembali, didaur ulang, atau dapat dikomposkan pada tahun 2025.
Di lain itu, Unilever juga telah bergabung dalam Traktat Plastik Global yang mengikat secara hukum, dimana United Nations Environment Assembly menyetujui untuk mengadopsi dan memasukkan siklus hidup plastik secara menyeluruh dalam rencananya.
Namun, meski demikian, Unilever masih terus mempromosikan sachet di Asia Tenggara dan India dengan menggambarkan model bisnis ini sebagai “Pro-masyarakat menengah ke bawah.”
Parahnya, saat ini Unilever mempertahankan fokus pada penanganan di akhir yang sangat berpolusi seperti insinerator dua tahap di pabrik semen dan teknologi daur ulang bahan kimia CreaSolv.
Sementara itu, Koordinator AZWI Rahyang Nusantara menyatakan bahwa, hasil studinya dengan Global Alliance For Incenerator Alternatives (GAIA) tahun lalu menunjukkan hasil daur ulang kimia di Indonesia yang dipromosikan oleh Unilever tidak berhasil.
“Kemasan sachet mereka (Unilever) tidak dapat didaur ulang secara berkelanjutan dan aman,” ungkapnya.
Kemudian ia juga meminta Unilever untuk berhenti mengirimkan sampah sachetnya ke RDF (Refuse-Derived Fuel), karena menurutnya teknologi itu juga mencemari saluran air dan kualitas udara, serta dapat memperburuk perubahan iklim.
Perlu diketahui, AZWI merupakan aliansi yang saat ini beranggotakan 10 organisasi lingkungan. AZWI mengkampanyekan penerapan konsep Zero Waste yang benar dalam rangka mengutamakan berbagai kegiatan, program dan inisiatif Zero Waste yang ada untuk dilaksanakan diberbagai kota dan kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan hierarki pengelolaan sampah, daur hidup material, dan ekonomi sirkular