Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

PKUB Lakukan Pendekatan Budaya dan Partisipatif dalam Memperkuat Kerukunan Antarumat Beragama

kabarbaru.co

Jurnalis:

Kabar Baru, Bogor— Di tengah dinamika keberagaman dan meningkatnya potensi polarisasi sosial, Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI terus menegaskan komitmennya untuk membangun kerukunan melalui pendekatan yang humanistik dan partisipatif. Festival Kerukunan yang digelar di Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Sabtu (12/7/2025), menjadi gambaran nyata dari strategi tersebut.

Dengan melibatkan lebih dari 500 peserta dari berbagai unsur seperti tokoh agama, warga, pemerintah daerah, dan pelajar, PKUB membuktikan bahwa menciptakan ruang damai tidak cukup hanya dengan regulasi atau seremoni. Hal itu harus dihadirkan melalui pengalaman hidup bersama yang berlangsung secara langsung, setara, dan bermakna.
Festival ini merupakan bagian dari program Desa Sadar Kerukunan dan menjadi model penerapan pendekatan humanistik yang selama ini diusung PKUB. Pendekatan ini menekankan pentingnya interaksi yang setara, ruang berekspresi yang aman, dan keterlibatan aktif warga sebagai pelaku kerukunan.

Jasa Pembuatan Buku

“Kami percaya bahwa kerukunan tidak bisa dibentuk hanya dari ruang sidang dan teks kebijakan. Ia harus hadir lewat pengalaman sosial yang menyentuh sisi manusiawi. Maka, pendekatan budaya dan partisipatif adalah pilihan strategis kami,” ujar Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., Kepala PKUB.

Desa Pabuaran yang telah lama menjadi simbol toleransi dan hidup berdampingan dipilih sebagai lokasi kegiatan. Festival menampilkan pentas budaya lintas iman seperti Hadroh Islami, Gambang Kromong, Barongsai, Tari Hindu dan Buddha, serta Vocal Group Kristen.

Tenda-tenda UMKM berjajar rapi memamerkan kerajinan tangan, kuliner lokal, dan hasil kebun warga. Warga pun larut dalam suasana. Anak-anak mengenakan pakaian adat dari berbagai suku menari di pinggir lapangan, para pemuka agama duduk berdampingan, dan remaja desa menjadi sukarelawan acara.

“Kami merasa acara ini milik kami juga, bukan cuma acara pemerintah. Semua dimusyawarahkan, kami ikut tampil, ikut jaga keamanan, bahkan bantu bersih-bersih panggung,” ujar Lilis Wulandari, ibu l rumah tangga yang juga pelatih tari lokal.

Dalam sesi talkshow interaktif, para narasumber dari PKUB dan FKUB Jawa Barat menyampaikan bahwa pendekatan berbasis komunitas seperti ini merupakan benteng sosial yang kuat dalam menghadapi tantangan global seperti intoleransi digital, ujaran kebencian, dan politisasi agama.

Puncak kegiatan ditandai dengan Deklarasi Kerukunan oleh enam pemuka agama. Mereka berdiri di atas panggung utama, membacakan komitmen bersama untuk menjaga kedamaian, menolak kekerasan atas nama keyakinan, serta menguatkan nilai gotong royong dalam kehidupan antarumat beragama.

Menurut Hery Susanto, Ketua Panitia sekaligus Kepala Bidang Bina Lembaga Kerukunan Agama dan Lembaga Keagamaan PKUB, kegiatan ini tidak berdiri sendiri.“Ini adalah piloting nasional, model awal yang akan kami replikasi di seluruh Desa Sadar Kerukunan binaan Kementerian Agama. Formatnya akan menyesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing, tetapi prinsipnya sama. Masyarakat dilibatkan sebagai aktor utamakerukunan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pendekatan ini memungkinkan masyarakat untuk tidak hanya memahami kerukunan, tetapi juga mengalami dan mempraktikkannya dalam bentuk nyata melalui seni, bazar, dialog publik, serta solidaritas lintas identitas.

Menjelang sore, festival ditutup dengan penampilan dari Ngapah Band dan Madani. Lagu-lagu bertema cinta Tanah Air dan persaudaraan menggema di lapangan desa. Suasana begitu akrab. Warga dan tokoh agama berdiri berdampingan, menyanyi bersama, tertawa, dan saling menyapa hangat.

Di tengah tantangan zaman yang mengedepankan kecepatan dan ketegangan identitas, Festival Kerukunan di Desa Pabuaran menghadirkan pelajaran sederhana namun dalam. Damai bisa dimulai dari desa, dari warga, dan dari tindakan-tindakan kecil yang dilakukan bersama. Jika kerukunan adalah rumah besar Indonesia, maka desa adalah fondasinya. Dan fondasi itu hanya akan kokoh jika dibangun dengan bahasa budaya, rasa percaya, dan partisipasi aktif seluruh anak bangsa

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store