Para Peneliti BRIN Latih Mahasiswa Kimia Unigoro Cara Merancang Obat
Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Jakarta – Dari dulu orang selalu ingin mendapatkan sebuah ramuan yang dapat membuat panjang umur. Hal ini tidak hanya terekam dari bukti sejarah, tetapi bukti secara cerita juga dapat dilacak.
Kita sering melihat, mendengar, dan membaca kisah-kisah yang menyatakan bahwa dengan meminum air dari sumber ini dan itu dapat membuat panjang umur.
Saat ini, hal-hal semacam itu tidak lagi dongeng tapi dapat diusahakan. Begitulah Bakhru Thohir, Kaprodi Kimia Unigoro, membuka membuka pelatihan Kimia Komputasi yang bekerjasama dengan BRIN.
Lebih jauh bakhru menjelaskan bahwa pemahaman manusia pada fenomena penuaan juga bergeser. Dulu, kita melihat bahwa penuaan adalah proses alamiah dan natural. Tapi saat ini penuaan bisa dikategorikan sebagai penyakit.
Dalam sudut pandang DNA, penuaan adalah kondisi dimana kemampuan DNA dalam meregenerasi diri menurun. Ketika performa DNA dalam meregenerasi diri menurun, ia lantas menjadi cepat tua.
Penuaan sebagai penyakit ini ada risetnya dan sudah dipublikasikan. Bahwa ketika DNA diberi obat yang akan membantunya menjaga performanya dalam meregenerasi, ia akan tetap sehat.
Akibatnya hewan coba yang menerima tritmen itu akan memiliki tubuh kuat dan memiliki angka harapan hidup lebih tinggi.
Sementara pada DNA yang dengan sengaja diberi penyakit dan dapat menurunkan kemampuan DNA meregenerasi diri, akibat yang muncul adalah ia akan menjadi lebih tua dan cepat mati.
Studi ini masih dalam tahap hewan, meskipun trennya positif, masih butuh waktu lama untuk dapat diuji klinis pada manusia. Tapi harapan manusia dapat hidup lebih lama saat ini bukanlah angan-angan belaka.
Dari fakta yang diutarakan Bakhru akhirnya membuat akibat bahwa penemuan-penemuan obat baru dan mindblowing pada masa depan menjadi memiliki kans yang lebar. Dan kimia komputasi adalah salah satu instrumen untuk mengakselerasi keadaan ini.
Dalam pelatihan yang dibuat Kimia Unigoro, mereka mengandeng Dr. faris Hermawan, S.Si. yang saat ini bekerja sebagai Peneliti Ahli Madya pada Kelompok Riset Kimia Medisinal dan Artificial Intelligence BRIN.
Dalam pelatihan yang diadakan Jumat Pertama Bulan Sempetmber 2023 ini, Faris mengawali dengan menyuguhkan fenomena yang terjadi di Indonesia, yakni kita semua memiliki kebutuhan pada parasetamol amat tinggi.
Sayangnya kita masih belum bisa memanfaatkan sumber daya alam Indonesia untuk menjadi bahan baku parastematol itu.
Sementara ini parasetamol masih dibuat dengan bahan baku yang diimpor. Taruhlah ada parasetamol yang dibuat dari bahan baku dalam negeri, itu jumlahnya tidak banyak.
Sehingga secara global, kebutuhan kita pada parasetamol masih bergantung pada ketersediaan barang di luar negeri.
Hal ini mendorong kimia komputasi bekerja lebih giat untuk memodelkan senyawa-senyawa bahan alam yang tersedia di Indonesia untuk dapat digunakan sebagai bahan baku parasetamol.
Dengan bantuan kimia komputasi, kita bisa menghemat banyak hal, mulai dari energi, waktu, dan biaya dalam menciptakan sebuah obat.
Dulu, saat dunia komputasi belum semaju sekarang, dalam membuat obat peneliti memerlukan ribuat senyawa calon obat yang kemudian harus diuji secara in-vivo dan inv-itro untuk melihat keefektivotasannya.
Saat ini kita sudah bisa memprediksi lebih awal tentang obat mana yang bisa dilajutkan skala lab hanya dengan permodelan dengan kompiuter.
Dalam pelatihan yang dilakukan Prodi Kimia, mahasiswa peserta juga diajari tentang metode docking antara protein penyakit dengan senyawa calon obat, dari reaksi yang didapat peserta akhirnya mengetahui kemampuan serta efektifitas dari calon obat.
Dalam melakukan kerja-kerja kimia komputasi, mahasiswa selain harus memiliki bekal keilmuan kimia yang mempuni, juga diperlukan skill dalam mengelola dan menggunakan komputer agar kerja-kerja komputasi semakin baik.
Mahasiswa sangat terinspirasi dari pelatihan yang diberikan, 20an mahasiswa dalam ruangan lab komputer Fakultas Sains dan Teknik Unigoro ini juga merasa bahwa pelatihan ini penting dan akan terus berlatih untuk meningkatkan kemampuan dan skill dalam menggunakan aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam kimia komputasi.
Selain menginspirasi mahasiswa, pelatihan ini juga semakin memperkaya khasanah keilmuan yang didapatkan mahasiswa.
Terlebih melengkapi mereka yang sudah menempuh kuliah kimia komputasi yang diampu Bapak Erwanto, M.Si.
Dalam pelatihan ini, mahassiwa juga sudah mencoba melakukan docking 4 senyawa calon obat yang di-docking-kan pada protein yang diibaratkan sebagai penyakit yang ada dalam tubuh.
Mahasiswa juga mengetahui interaksi yang terjadi antara calon obat dengan protein melalui hasil runing aplikasi komputasi. Tinggal sisanya adalah mencari tahu obat yang memiliki efektifitas paling bagus.
Di akhir sesi Dr. Faris menyebutkan bahwa BRIN sangat terbuka untuk menerima mahasiswa magang dan bekerja bersama. Sehingga kerja dan belajar bersama tidak hanya selesai di kelas pelatihan yang diadakan hanya dalam waktu beberapa jam saja.
Apalagi dalam mengelola kimia komputasi, yang dibutuhkan tidak hanya pengetahuan, tapi juga skill yang terus diasah.