Akmal Marhali: Timnas Indonesia Kalah Kelas dari Thailand

KABARBARU, OLAHRAGA – Timnas Indonesia harus mengakui kehebatan Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2020 yang digelar di National Stadium Kallang, Singapura. Rabu, (29/12/2021).
Tim gajah perang menang empat gol tanpa balas. Dua gol dicetak Chanatip Songkrasin di menit ke- 2 dan 52. Serta gol Suphacok Sarachat di menit 68 dan Bordin Phala di menit 83.
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mengungkapkan jika Timnas Indonesia memang kalah kelas dengan Thailand. Baik itu dalam hal bermain, teknik hingga staminya.
“Jujur, harus diakui Indonesia kalah kelas dari Thailand. Mulai dari kematangan bermain, teknik, stamina, sampai mental semua milik Thailand. Statistik bisa dijadikan rujukan. Penguasaan bola Thailand unggul 67% berbanding 33%. Peluang, Thailand punya 19 dengan 9 on target. Indonesia hanya 4 dengan 1 on target. Operan 536 untuk Thailand, Indonesia hanya 266. Akurasi operan Thailand 85% dan Indonesia 72%. Indonesia hanya unggul jumlah pelanggaran 22 kali berbanding 14,” ungkapnya saat dihubungi wartawan kabarbaru.co.
Meski begitu, bagi Akmal, kekalahan atas Thailand tersebut tak perlu dibuat sedih. Sebab, dilihat dari segi peringkat pun Indonesia berada dibawah satu level.
“Jadi, kekalahan dari Thailand bukan aib yang harus diratapi, tidak perlu juga menghujat dan memaki pemain. Karena memang secara peringkat saat ini kita satu level di bawah Thailand. Dari sisi usia misalnya, Thailand sudah sangat matang dengan rata-rata 27,10 tahun, itu usia emas pesepakbola. Sementara rata-rata usia Timnas Indonesia itu 23,8 tahun. Artinya, Asnawi dkk butuh waktu 4 tahun untuk bisa matang seperti Thailand,” jelasnya.
Akmal juga menuturkan bahwa dalam membentuk tim tangguh tidak dapat dilakukan secara instan. “Harus diambil banyak pelajaran, bahwa untuk membentuk tim yang tangguh tidak bisa instan, tapi harus melalui proses yang terstuktur, sistemik, dan benar,” tuturnya.
Diketahui, timnas di bawah arahan Shin Tae Yong sedang membangun pondasi baru yang kokoh untuk 3-4 tahun kedepan. Karena itu, Akmal meminta agar pecinta Timnas Indonesia membuka mata dan tidak fanatik terhadap negara tetangga yang sepakbolanya sudah semakin maju. Sebab pengelolaan sepakbolanya dibangun dengan pembinaan yang benar dan kompetisi yang sehat.
Kesempatan juara di Piala AFF 2020 ini cukup sulit. Namun untuk memperbaiki penampilan di leg kedua tetaplah terbuka.
“Sejatinya, lolos ke final merupakan prestasi bagi timnas. Maklum, dari awal Indonesia memang bukan unggulan. Karena itu, pertandingan di leg kedua harus dijadikan medium untuk memperbaiki kesalahan,” tutupnya.